Home CERPEN Seribu Kegagalan Menjadi Satu Semangat Yang Baru

Seribu Kegagalan Menjadi Satu Semangat Yang Baru

260
0

Nama : Reski Muliyana

Jurusan : Pemikiran Politik Islam

Semester : 3

Di sebuah desa yang jauh dari perkotaan dan sangat terpencil, ada seorang anak yang bernama Jono. Jono terkenal di desanya dengan julukan Sigagal karena setiap dia melakukan sesuatu selalu saja gagal dan gagal lagi, sehingga melekat dengan dirinya julukan Sigagal. Jono berasal dari keluarga yang tak berada atau bisa di bilang miskin, dan kedua orang tua Jono punya ketakutan yang amat besar terhadap Jono. Ibunya takut  jika Jono tidak akan mempunyai masa depan yang cerah. Tetapi Jono merupakan anak yang sangat rajin dalam membantu Ibunya berjualan, tanpa malu meskipun teman- temannya sering mengejeknya, tetapi dia tidak mempedulikannya, setiap hari sebelum Jono berangkat ke Sekolah, dia terlebih dahulu membantu Ibunya untuk mempersiapkan jualan, setelah selesai kemudian baru Jono berangkat dengan berjalan kaki.

Bel berbunyi menandakan waktu pulang, Jono pun berdiri dari bangkunya menuju pintu keluar untuk pulang, sewaktu di jalan menuju pulang dia bertemu dengan teman SMP nya yang bernama sisi

Sisi :“Hai.. Jono, apa kabar ? ”

Jono :“iya, Sisi, Alhamdulillah baik ”

Sisi :“kamu setelah lulus SMP lanjut dimana Jono?”

Jono :“saya lanjut di SMK, dan Sisi lanjut dimana?” 

Sisi :“aku lanjut di MAN Jono”

Sisi : “Jono aku duluan ya…”

Jono :“iya Sisi”

Pada suatu ketika, di Sekolah mengadakan lomba dan Jono sangat bahagia, karna ingin ikut serta dalam lomba tersebut. Tetapi teman-temannya tidak mendukung, karena temannya berfikir Jono akan gagal lagi dalam lomba itu dan mengatakan. 

 “Ngapain ikut lomba ujung-ujungnya gagal lagi“ pungkasnya.

Tetapi Jono hanya diam mendengar perkataan dari temannya sambil tersenyum 

Rintihan hujan yang deras, seakan-seakan membisik dan membawah pesan di setiap tetesan rintihan itu. Di malam itu, dimana Jono memikirkan tetap mengikuti lomba itu tanpa mempedulikan perkataan teman-temannya, karena Jono percaya bahwa dimana ada usaha pasti disitu ada jalan.

Dengan semangat yang baru. Jono mulai mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba, dan pada akhirnya Jono, gagal lagi. Tetapi dia tidak berkecil hati karna dia yakin suatu saat dia pasti berhasil, karena pada hakikatnya kegagalan itu merupakan proses menuju suatu keberhasilan yang sesungguhnya, ujar Jono. 

Di satu sisi teman-teman Jono yang mengetahui bahwa dia tidak menang dalam perlombaan itu datang menghampirinya dan mulai mengejeknya sambil mengatakan. 

 “Sudahlah, berhenti saja untuk berharap lebih, kau tidak akan bisa berhasil sampai kapan pun, karna kamu adalah manusia tergagal” ucap teman-temannya sambil tertawa puas.

Jono saat itu tidak bisa berbuat apa-apa, dan membalas perbuatan teman-temannya dengan hati sedih dan merenungkan perkataan itu, kemudian Jono berfikir dan mengatakan.

“Baiklah saya akan membuktikan bahwa sutau saat nanti saya bisa berhasil dengan cara saya sendiri“ ucap batin Jono.

Hari demi hari telah berlalu, semua kepahitan dan perkataan orang-orang yang merendahkannya, semakin membuat Jono tumbuh menjadi orang yang penuh dengan kepercayaan diri dan membuatnya bertekat bahwa ia harus bisa berhasil dengan caranya sendiri, dan membungkam orang-orang yang telah memandangnya rendah.

Hari-hari yang keras semangat perjuangan yang keras, untuk tiba di sekolah dan melaksanakan ujian akhir sebelum pelulusan, setelah ujian selesai beberapa hari kemudian pengumuman pelulusan tiba, Jono di nyatakan lulus, dimana pada saat itu Jono sangat bimbang karena memiliki dua pilihan kuliah dan tidak, di satu sisi Jono berfikir jika kuliah dia akan meninggalkan kedua orang tuanya, dan Jono ragu jika dia akan gagal masuk Universitas, di sisi lain jika Jono tidak kuliah cita-cita dan harapannya akan hilang.

Pandagan Jono pada langit tua, Cahaya bintang berkelip-kelip sembari dengan tetesan air mata yang jatuh di pipi Jono, dimana dia memikirkan untuk kuliah tetapi masih bimbang, Ibu Jono datang dan duduk di samping Jono sembari mengatakan.

 “Kejarlah cita-cita mu buat orang tuamu bangga, dan angkat derajat orang tua mu serta harus yakin jika Jono pasti bisa masuk di Universitas itu.”

Dimana pada saat itu Jono menangis sambil memeluk Ibunya, dan memutuskan untuk kuliah. Setelah Jono melakukan proses yang sangat panjang, tiba saat tes masuk kuliah dia pun berhasil masuk Universitas tersebut. Jono pun terharu ternyata semangat  yang ia keluar kan di tengah kegagalnya ternyata membuahkan hasil yang sangat memuaskan, karena kita percaya di setiap kerja keras, pasti ada hasil yang tak mengecewakan. “seperti pepata mengatakan perjuagan di setiap kerja keras tidak akan menghianati hasil”. Bahwa dimana ada keseriusan untuk melakukan sesuatu itu bakalan tercapai selama kita masih mau berusaha untuk menggapainya. 

Pagi yang cerah, dengan keyakinan dan harapan baru dalam diri Jono untuk kuliah dan menerima pembelajaran serta mendapatkan hal yang baru, dimana pada saat itu dia mendengar jika di kampusnya akan mengadakan lomba cipta cerpen, pada saat itu Jono sangat bersemangat sekali untuk mengikuti lomba tersebut dengan keyakinan yang besar. Beberapa hari kemudian Jono mulai menyiapkan persiapan lombanya baik dari karya dan mentalnya, setelah proses yang sangat panjang telah dilalui Jono, dan pada akhirnya Jono gagal lagi dalam lomba cipta cerpen itu, tetapi dia tidak pantang menyerah.

Semenjak Jono kuliah, dia banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang menambah pengalaman serta ilmu, dia juga aktif dalam berpartisipasi baik dalam UKM nya maupun dalam Fakultas. Ia juga mengikuti seminar-seminar yang ada di dalam kampus dan yang ada di luar kampus, Jono juga mulai mengikuti lomba-lomba yang ada di kampus, terkadang dia gagal tergakadang tidak. Namun perjuagannya belum berakhir disitu saja, masih banyak tahapan yang perlu di laluinya, dengan berbagai rintangan-rintangan yang harus di lewati untuk bisa menutupi kegagalannya selama ini. Jono yang memiliki sifat optimis dan penuh kepercayaan diri, serta prinsip yang di tanamkan dalam dirinya “jagan pernah sesekali kita memandang rendah Seseorang, hanya saja karna latar belakang keluarganya dan keburukan di dalam dirinya, karena kita tidak kan pernah tau bagaimana nasib seseorang kelak. Bisa saja orang yang paling terburuk di mata orang lain menjadi orang yang paling terbaik di mata Dunia.”

Terus menerus memulai hal-hal yang baru yang bisa menghapus kesalahan satu persatu, kesalahan yang membuatnya terlihat gagal di mata orang lain, dan semua perkataan-perkataan buruk yang ia terima telah membuatnya menjadi orang yang terus berkembang dalam mengapai impiannya.

Empat tahun berlalu, dan tidak terasa Jono sudah menyelesaikan serta melewati ujian Proposal dan ujian Skripsi, dimana dia masuk di fase akhir ujian kelulusan, Dimana pada saat ujian kelulusannya teman-teman dan orang tua Jono datang untuk ingin melihat anaknya, ketika hasil kelulusan di umum kan, Jono berhasil menyelesaikan studinya dengan predikat terbaik, seketika Jono bersujud syukur, pada saat itu orang tua Jono seketika meneteskan air mata di pipi nya, serasa Ibu Jono tidak percaya  mengetahui anaknya menjadi lulusan predikat terbiak, dan pada akhirnya,  Jono mampu membuat orang tuanya bangga kepadanya dan bisa mengangkat derajat kedua orang tuanya.

Previous articleHMPS PAI GELAR Dialog BAPER, Kembangkan Pendidikan Sulawesi Tengah
Next articleAku Membutuhkanmu

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here