Home CERPEN Sifatku Adalah Cerminku

Sifatku Adalah Cerminku

19
0

Nama: Moh. Yusuf
Jurusan: Hukum Keluarga
Semester: I

Di suatu kampus yang damai, ada seorang anak bernama Dede. Ia dikenal sebagai sosok yang penuh tawah dan selalu tenang dalam menghadapi segala hal. Meskipun usianya masih muda, Dede memiliki banyak teman yang menyayanginya karena sifatnya yang lucu.

Suatu hari, seorang teman Dede, Ani, datang melihat Dede dikelasnya,Ani adalah seorang perempuan yang ceria, namun terkadang cepat marah dan mudah tersinggung. Ia tidak suka jika ada orang yang bicarakan dia dari belakan dan selalu salah paham, tanpa mendengar penjelasan dari orang lain.

“Ani, kenapa hidupmu selalu tenang? Tidak pernah marah, tidak pernah kecewa,” tanya Dede dengan penasaran. “Sementara aku, hampir setiap hari merasa frustrasi dan kesal.”

Arka tersenyum dan mengajak Dimas berjalan ke sebuah danau kecil yang ada di pinggir desa. Mereka duduk di tepi danau, melihat permukaan air yang tenang dan jernih.

“Melihat air ini,” kata Arka sambil menunjuk ke permukaan danau yang tenang, “cobalah untuk melihat ke dalamnya. Apa yang kamu lihat?”

Dimas menundukkan kepala dan memperhatikan permukaan air. “Aku hanya melihat wajahku sendiri. Airnya sangat jernih.”

Arka mengangguk. “Benar, air yang tenang akan memantulkan apa adanya. Begitu juga dengan sifat kita. Jika hatimu tenang, dunia akan terlihat damai. Tapi jika hatimu penuh amarah atau kekesalan, itu juga yang akan kamu lihat di sekitarmu.”

Dimas terdiam sejenak. “Jadi, apa yang aku rasakan adalah cerminan dari diriku sendiri?”

“Betul,” jawab Arka. “Sifat kita adalah cerminan dari bagaimana kita memandang dunia. Ketika kita belajar untuk meredakan amarah dan menerima kenyataan dengan lapang dada, kita akan melihat dunia yang lebih damai. Itu adalah cermin dari kedamaian dalam diri kita.”

Dimas terdiam, merenung. Ia mulai memahami bahwa kunci untuk mengubah cara pandangnya adalah dengan mengubah dirinya sendiri terlebih dahulu.

Beberapa minggu kemudian, Dimas mulai berlatih untuk lebih sabar dan menerima keadaan. Perlahan, ia mulai merasa lebih tenang, dan dunia di sekelilingnya pun tampak lebih cerah. Ia akhirnya mengerti bahwa sifatnya adalah cermin dari hatinya sendiri, dan untuk menemukan kedamaian, ia harus memulai dari dalam dirinya.

Sejak saat itu, persahabatan mereka semakin erat, dan Dimas selalu mengingat nasihat Arka. Sebab, ia tahu bahwa hidup yang tenang dimulai dari dalam diri, dan sifat kita adalah cerminan dari bagaimana kita memilih untuk melihat dunia

Previous articleKepingan Kenangan
Next articleSahabat SD, Disatukan oleh waktu

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here