Home OPINI Mahasiswa Depresi, Bunuh Diri Bukan Solusi

Mahasiswa Depresi, Bunuh Diri Bukan Solusi

257
0

Nama : Wulan Syafitri
Jurusan : Tadris Matematika
Semester : 7

Tahun ini kita digemparkan dengan maraknya kasus mahasiswa bunuh diri.
Di awal tahun, 24 Januari 2023 mahasiswa ditemukan bunuh diri dengan meloncat dari lantai 4, kemudian mahasiswa di Jambi ditemukan tak bernyawa di kamar kos pada tanggal 2 Maret 2023 dan kasus-kasus yang lain. Bahkan di salah satu perguruan tinggi negeri di Palu juga terdapat mahasiswa bunuh diri pada tahun 2020.

Adanya ekspektasi yang tinggi terhadap hidup yang ideal yang mereka lihat di sosial media juga mungkin menjadi faktor yang membuat mereka merasa tertinggal. Tekanan yang para mahasiswa hadapi jika tidak bisa diuraikan ke dalam komunikasi yang sehat baik dengan orang tua, teman sejawat ataupun orang lain akan menimbulkan depresi. Depresi pada tingkat lanjut mampu menimbulkan keinginan untuk bunuh diri.

Pertanyaan pun muncul, apakah ini merupakan konsekuensi dari generasi yang dianggap rapuh?
Padahal sudah jelas bunuh diri sangat dilarang oleh agama.

Dalam Agama Buddha terdapat sekelompok kode-kode moral salah satunya larangan membunuh, begitupun dalam Islam tidak memperbolehkan dan melarang tindakan bunuh diri, karena hidup dan mati adalah urusan Allah SWT. Dalam Agama Kristen bahwa tindakan bunuh diri adalah tindakan menolak untuk taat kepada Titah Tuhan Allah. Dan juga dalam agama Hindu yang umatnya mengusung tinggi hukum karma, dikatakan bahwa janganlah lakukan hal bunuh diri itu.

Kenapa? Karena hari ini kita tidak dapat menuntaskan tugas dengan meniadakan atman dalam diri, maka dalam kehidupan mendatang masalah yang tertunda akan muncul lagi. Jadi, untuk kita yang beragama, buktikan rasa cinta kita dengan menaati aturan dan menjauhi tiap larangan-larangan yang ada.

Bunuh diri di kalangan mahasiswa terjadi karena adanya rasa putus asa, skripsi yang tak kunjung selesai, putus cinta, merasa tidak berguna, rasa bersalah yang besar karena belum mampu menjadi apa yang orang tua inginkan.

Tanda dan gejala bunuh diri patut kita kenali. Jangan pernah menganggap bahwa orang ini lebay (berlebihan) atau hanya mencari perhatian sampai kita bisa buktikan persoalannya bisa dihadapi dan tidak terjadi bunuh diri dengan cara menjadi pendengar yang baik jika memang tidak ada solusi yang bisa kamu berikan untuk memecahkan masalah orang tersebut. Setidaknya kamu tidak menghakimi orang tersebut.

“Bagi dunia ini mungkin kamu hanyalah seseorang, tapi bagi seseorang kamu adalah dunianya.” (Bill Wilson).

Previous articleSEMA UIN Datokarama Gelar Kongres Mahasiswa
Next articleAku dan Pikiranku

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here