Home CERPEN Langit dan Seisinya

Langit dan Seisinya

38
0

Nama: Ahmad Fauzan M
Jurusan: Komunikasi dan Penyiaran Islam
Semester: I

Di sebuah desa kecil yang dikelilingi bukit hijau, terdapat seorang pemuda bernama Aryo. Setiap pagi, Aryo duduk di atap rumahnya, menatap langit biru yang luas. Baginya, langit adalah kanvas tak terbatas, tempat mimpi-mimpinya berlayar.

Aryo memiliki hobi menggambar. Ia sering membawa kanvasnya ke tepi danau, di mana sinar matahari menyentuh permukaan air. Di sanalah ia melukis pemandangan, menciptakan gambar-gambar yang terinspirasi dari langit dan seisinya. Bagi Aryo, setiap awan dan sinar matahari mengisahkan cerita.

Suatu sore, saat Aryo menggambar langit senja yang berwarna jingga keemasan, ia bertemu dengan seorang gadis bernama Mira. Mira adalah penduduk desa yang suka berjalan-jalan di sekitar danau. Ketika melihat Aryo asyik melukis, ia mendekat dan bertanya, “Apa yang kau lihat di langit?”

Aryo tersenyum. “Aku melihat banyak hal. Setiap warna, setiap awan, memiliki cerita yang berbeda.”

Mira tertarik. Mereka pun mulai berbincang, membahas tentang impian dan harapan. Mira ingin menjadi penulis, menciptakan cerita-cerita indah dari pengalamannya. Aryo merasa terinspirasi oleh semangat Mira. Sejak saat itu, mereka sering bertemu, berbagi ide dan mimpi di bawah langit yang sama.

Hari-hari berlalu, persahabatan mereka tumbuh. Aryo melukis dan Mira menulis. Suatu hari, Mira menunjukkan ceritanya yang baru selesai ditulis. Aryo terpesona. Ia ingin menggambarkan cerita itu di kanvasnya.

Dengan antusias, mereka bekerja sama. Mira menuliskan deskripsi tentang langit malam yang penuh bintang, sementara Aryo melukisnya. Hasilnya adalah sebuah karya yang tidak hanya menampilkan keindahan langit, tetapi juga rasa persahabatan yang mendalam.

Namun, suatu ketika, badai datang melanda desa. Angin kencang dan hujan deras merusak banyak hal, termasuk karya mereka. Aryo dan Mira merasa putus asa, tetapi mereka segera menyadari bahwa langit yang gelap akan kembali cerah.

Setelah badai reda, mereka kembali ke danau. Langit kembali berwarna biru, dan pelangi muncul di kejauhan. Aryo dan Mira memutuskan untuk melanjutkan impian mereka. Bagi mereka, langit bukan hanya sekadar tempat, tetapi simbol harapan dan ketahanan.

Dengan semangat baru, mereka melukis dan menulis lagi. Kini, mereka tahu bahwa meskipun badai akan datang, persahabatan dan impian akan selalu membawa mereka terbang ke langit yang lebih tinggi.

Previous articleMimpi
Next articleJembatan Kepercayaan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here