PALU, LPMQALAMUN.com – Hujan deras disertai angin kencang melanda lokasi Kemah Temu Galang Tegak (KTGT) ke-XIV se-Sulawesi Tengah pada Sabtu malam, (26/07/2025). Peristiwa yang terjadi di Bumi Perkemahan Kampus II UIN Datokarama Palu ini menyebabkan puluhan tenda peserta roboh dan beberapa logistik rusak. Meski demikian, seluruh peserta berhasil dievakuasi dengan cepat dan kegiatan tetap dilanjutkan hingga selesai.
Peristiwa terjadi saat para peserta tengah melaksanakan giat pribadi menjelang pelaksanaan unggun gembira. Menurut Muhammad Arman, M.Pd.I selaku Pembina Racana Putra, angin kencang tiba-tiba bertiup dari arah Palolo disusul hujan deras.
“Angin bertiup sangat cepat, tapi hanya berlangsung sekitar setengah jam. Kami segera mengarahkan peserta ke gedung FTIK A dan B dengan bantuan tenaga medis dan panitia,” jelasnya.
Ia memastikan tidak ada korban luka, hanya kerusakan tenda, beberapa tenda UMKM, dan sebagian logistik.
Ketua panitia KTGT, Izatul Amima, mengonfirmasi bahwa beberapa peserta sempat panik, bahkan ada yang pingsan dan kambuh asmanya.
“Kami dari panitia segera turun ke area perkemahan untuk memastikan semua peserta aman. Alhamdulillah tidak ada korban serius, hanya kaca lantai dua gedung FTIK yang pecah dan beberapa logistik rusak,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa ini adalah bencana pertama yang dialami selama KTGT digelar, dan menjadi pelajaran penting tentang kesiapsiagaan.
Salah satu pelatih dari MTsN 2 Kota Palu, Rizky Aditya, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengantisipasi cuaca buruk sebelumnya.
“Kami memilih tidak ikut kegiatan colour fun dan fokus pada giat pribadi karena sudah mendapat kabar kemungkinan hujan. Ketika badai terjadi saat azan Magrib, kami segera evakuasi anak-anak dan barang ke tempat aman. Sayangnya, salah satu guru kami terpeleset dan terkilir saat mengungsi,” ucapnya.
Ahmad Rendy, pelatih lainnya dari MTsN 2, menambahkan bahwa kondisi di lapangan sempat kacau.
“Kami menenangkan anak-anak, lalu masuk ke tenda untuk menahan agar tidak roboh. Barang-barang berhasil diamankan. Sayangnya, panitia menurut saya datang agak terlambat, setelah situasi mulai tenang,” tuturnya.
Meski dilanda bencana, semangat para peserta tidak surut. Api unggun tetap dinyalakan walau tanpa upacara resmi, dan kegiatan upacara penutupan serta BTI tetap dilangsungkan.
“Penutupan disesuaikan dengan kondisi peserta. Mereka tetap antusias, bahkan banyak yang tetap aktif hingga akhir kegiatan,” lanjut Izatul.
Semua narasumber sepakat ketika diwawancarai pada Senin (28/07/2025), bahwa musibah ini adalah kejadian alam yang tak dapat diprediksi, dan menjadi pembelajaran penting bagi seluruh pihak. Muhammad Arman berharap agar ke depan ada evaluasi kesiapan dan mungkin perubahan lokasi perkemahan.
“Untungnya tahun ini masih bisa dievakuasi ke gedung. Tapi ke depan, bisa dipertimbangkan lokasi yang lebih terlindung,” katanya.
Sementara itu, Rizky dan Ahmad tetap mendukung pelaksanaan KTGT di masa mendatang.
“Kami ingin tetap ikut tahun depan. Ini di luar kendali manusia, yang penting kesiapan harus ditingkatkan dan koordinasi diperkuat,” ujar Rizky.
“Jangan takut ikut KTGT. Musibah bisa terjadi kapan saja, tapi semangat gotong royong dan jiwa Pramuka tetap hidup,” tambah Ahmad.
Musibah ini memperlihatkan bahwa jiwa Pramuka para peserta dan panitia tetap menyala di tengah tantangan. KTGT bukan hanya tentang perlombaan dan perkemahan, tetapi juga tentang ketahanan mental, kepedulian, dan semangat pantang menyerah.
Wartawan: Wolf, Mulet, Lentera, Kenarok, Awan







