Palu, LPMQALAMUN.com- Aliansi mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu melakukan aksi sosial di Desa Torue yang terdampak banjir bandang.
Pada Kamis, 28 Juli 2022 banjir bandang telah menerjang Desa Torue, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah (Sulteng).
Aksi sosial oleh Aliansi Mahasiswa ini dipimpin langsung oleh Presiden Mahasiswa (Presma) UIN Datokarama, dan diikuti oleh ketua-ketua lembaga, serta beberapa mahasiswa lainnya yang berangkat pada Rabu, 03 Juli 2022.
Wasir Kunjae selaku Presma UIN Datokarama mengungkapkan latar belakang diadakannya kegiatan tersebut atas dasar kepedulian terhadap masyarakat yang terdampak banjir.
“Kegiatan semacam ini sudah biasa kita lakukan ketika terjadi bencana, yang melatar belakangi tentu atas dasar kepedulian terhadap masyarakat setempat yang terkena dampak banjir bandang tersebut”, ungkapnya saat diwawancarai secars online
Ia juga menambahkan bahwa tujuan dari diadakannya kegiatan ini ialah membantu korban bencana banjir bandang.
“Tujuannya untuk membantu masyarakat Torue yang baru saja ditimpa musibah banjir bandang di desa Torue”, tambahnya.
Sebelumnya, pada hari Minggu, 31 Juli 2022 Aliansi Mahasiswa mengadakan kegiatan penggalangan dana, hasil galang dana tersebut mencapai Rp. 3.886.000., ditambah dana yang diberikan oleh pihak dosen sebesar Rp. 400.000., total dana yang terkumpul secara keseluruhan sebesar Rp. 4.286.000.
Dana yang berhasil dikumpulkan tersebut kemudian dibelanjakan sembako, dan alat perlengkapan bayi yang nantinya disalurkan kepada korban bencana alam Desa Torue.
Subardin Rao, salah satu mahasiswa UIN Datokarama yang juga menjadi anggota Tim SAR (Search And Rescue) atau Pencarian dan Pertolongan gabungan mengungkapkan perkembangan yang terjadi di lokasi kejadian.
“Untuk perkembangan hari ini Tim SAR gabungan kembali melakukan pencarian terhadap keempat korban banjir Torue yang belum ditemukan, di mana hari ini memasuki hari ke-9. Sebelumnya, pencarian terhadap keempat korban diperpanjang tiga hari sampai hari ke-10 tepatnya pada sabtu tanggal 06 Agustus 2022. Dengan perpanjangan tiga hari tersebut apabila ada tanda mengenai korban banjir yang hilang, pencarian akan dilanjutkan dan apabila tidak, pencarian akan diberhentikan”, katanya.
Sejauh ini, menurut data yang diberikan sebanyak tiga orang yang dinyatakan meninggal dunia, serta ada empat orang lainnya yang masih dalam proses pencarian, dan untuk korban yang ditemukan nantinya akan diberikan penanganan medis di tempat pengungsian.
Pemerintah Daerah (Pemda) dan Pemerintah Desa (Pemdes) setempat juga ikut serta dalam melakukan proses pencarian korban hilang di Desa tersebut.
Wartawan : Id