Home CERPEN Mengagumimu

Mengagumimu

37
3

Nama: Aprilia Ayu Azhani
Jurusan: Hukum Keluarga
Semester: I

Di suatu kampus yang ramai dengan aktivitas mahasiswa, ada seorang mahasiswa baru bernama Faiz. Faiz adalah sosok yang pendiam, namun di dalam hatinya tersimpan rasa kagum yang dalam kepada seorang kakak tingkatnya, Arisha. Arisha bukan hanya cantik secara fisik, tetapi juga memiliki kepribadian yang membuat banyak orang jatuh hati. Ia dikenal karena kepeduliannya terhadap sesama, selalu siap membantu teman-temannya yang kesulitan, dan aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan.

Setiap kali Faiz melihat Arisha di kampus, hatinya berdebar-debar. Arisha selalu dikelilingi teman-teman yang mengaguminya, membuat Faiz merasa kecil dan tidak berdaya. Ia tidak pernah berani mendekati Arisha, apalagi mengungkapkan perasaannya. Faiz merasa dia hanya seorang mahasiswa baru yang biasa saja, sementara Arisha adalah bintang yang bersinar di langit kampus.

Suatu hari, saat Arisha sedang duduk di taman kampus, ia melihat Arisha sedang membantu seorang teman yang kesulitan dengan tugasnya. Senyuman dan kesabaran Arisha saat menjelaskan membuat Faiz semakin terpesona.

Ia berpikir, “Bagaimana bisa seseorang sebaik itu ada di hidupku?”

Faiz berusaha mengalihkan perhatiannya dengan membaca buku, meskipun pikirannya tak henti-hentinya melayang ke sosok Arisha.

Hari-hari berlalu, dan Faiz mulai merasa bahwa ia harus melakukan sesuatu. Meskipun rasa takut dan malu menyelimuti dirinya, Faiz memutuskan untuk ikut terlibat dalam organisasi kemahasiswaan yang sama dengan Arisha. Ia berharap dengan begitu, ia bisa lebih dekat dengan Arisha dan mungkin, kesempatan untuk mengenalnya lebih jauh akan terbuka.

Setelah beberapa minggu berlatih, akhirnya Faiz berani mengikutsertakan diri dalam sebuah acara yang diorganisir oleh kelompok tersebut. Di sinilah Faiz merasakan kebahagiaan yang berbeda. Ia bekerja bersama Arisha dan tim lainnya, merasakan bagaimana menyenangkan memiliki tujuan yang sama. Dalam setiap pembicaraan, Faiz mulai merasakan kehangatan Arisha. Arisha ternyata sangat ramah dan mudah diajak bicara, membuat Faiz merasa sedikit lebih nyaman.

Suatu sore, saat mereka selesai mengatur acara, Arisha memanggil Faiz.

“Faiz, terima kasih ya, kamu sudah membantu banyak. Aku sangat menghargainya,”

Ucap Arisha dengan senyuman yang membuat hati Faiz bergetar. Faiz hanya bisa mengangguk dan tersenyum, berusaha menahan rasa gugup yang melanda.

Hari demi hari berlalu, perasaan Faiz kepada Arisha semakin kuat, namun ia tetap merasa ragu untuk mengungkapkan isi hatinya.
Ia berpikir, “Apa yang bisa aku tawarkan padanya? Dia adalah orang yang begitu luar biasa.”
Namun, satu hal yang Faiz sadari, Arisha bukanlah sosok yang mencari kesempurnaan, ia lebih menghargai niat dan ketulusan.

Suatu malam, saat mereka bersama teman-teman lain di sebuah acara kumpul, mereka membahas tentang impian dan harapan. Faiz, yang biasanya pendiam, merasa tergerak untuk.

“Aku ingin sekali bisa membantu orang lain seperti Arisha,” ujarnya.

Arisha menatap Faiz dengan penuh perhatian, lalu tersenyum.
“Kamu sudah melakukannya, Faiz. Setiap langkah kecil itu berarti.”

Faiz merasakan kehangatan dari kata-kata Arisha. Dalam momen itu, ia merasa seolah Arisha melihat dirinya bukan hanya sebagai mahasiswa baru, tetapi sebagai seseorang yang memiliki potensi. Di tengah keraguan dan rasa tidak percaya dirinya, Arisha memberinya dorongan yang ia butuhkan.

Ketika acara berakhir, Faiz memberanikan diri untuk mengajak Arisha berbicara sebentar. Dengan gugup, ia mengungkapkan kekagumannya.

“Arisha, aku… aku sangat mengagumimu. Kamu selalu membantu orang lain, dan aku ingin belajar banyak darimu.”

Arisha tersenyum, “Terima kasih, Faiz. Aku senang mendengar itu. Mari kita belajar bersama.”

Kali ini, Faiz merasa sesuatu yang berbeda. Ia tidak hanya menyimpan rasa kagum, tetapi juga harapan untuk menjalin persahabatan yang lebih dalam dengan Arisha. Meskipun ia masih belum berani untuk mengungkapkan cinta, ia tahu bahwa langkah kecil ini adalah awal dari sesuatu yang lebih besar.

Seiring berjalannya waktu, Faiz dan Arisha mulai menjalin persahabatan yang erat. Faiz belajar banyak dari Arisha, dan Arisha mengagumi semangat Faiz dalam membantu orang lain. Faiz sadar bahwa tidak perlu terburu-buru untuk mengungkapkan perasaannya. Yang terpenting adalah membangun hubungan dan saling menghargai.

Faiz belajar bahwa cinta itu tidak harus diungkapkan secara langsung, terkadang, kehadiran dan dukungan satu sama lain adalah hal yang lebih berarti. Dan di tengah perjalanan itu, Faiz berharap suatu saat nanti, ia memiliki keberanian untuk mengungkapkan rasa yang telah lama terpendam.

Previous articleAdore You
Next articleMKB 2018

3 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here