Nama: Fitri Amalia
Jurusan: Perbankan Syariah
Semester: I
Putri Jelita adalah seorang siswi kelas 3 SMA yang memiliki hobi membaca buku komik. Setiap sore, ia selalu menunggu bus di halte dekat sekolahnya sambil menikmati komik yang dibawanya. Suatu sore, saat ia menunggu bus seorang pria yang belum pernah dilihat sebelumnya, mengenakan almamater kampus yang terkenal di kotanya. Membuat Putri terkesima melihatnya.
Bus pun tiba, Putri segera berdiri untuk menaiki. Saat di dalam bus, kursi kosong hanya ada di belakang, di samping pria tadi, dengan gugup Putri duduk sambil memikirkan bagaimana caranya ia dapat melakukan pendidikannya. Mengingat kondisi keuangan tidak memungkinkan ia untuk berkuliah.
Saat bus sudah berjalan, ia mengeluarkan komik dari tasnya yang sebenarnya sudah selesai ia baca, belum sempat ia membaca pria di sampingnya melirik dan bertanya “kamu suka komik ini?” Putri merasa sedikit terkejut menjawab “iya, saya suka”
“Saya punya kelanjutannya di tas, mau pinjam” tanya pria tersebut
Wajah Putri senang seketika. “Boleh?” tanya Putri penuh antusias. Pria tersebut mengangguk dan tersenyum “tentu, silahkan”.
Belum sempat untuk dibaca, tujuannya sudah sampai, putri merasa kecewa “yah belum juga di baca”. Pria tersebut melihat Putri yang ingin sekali membaca mengatakan “kamu boleh pinjam, kembalikan kalau kita bertemu lagi”.
Dengan senang putri mengatakan “terima kasih kak” sambil beranjak turun dari bus. Namun, ketika bus itu sudah berangkat ia baru tersadar kalau belum mengetahui nama pria tadi. “Nanti juga ketemu lagi” ucapnya.
Hari-hari selanjutnya, ia tidak pernah bertemu lagi dengan pria tersebut. Suatu sore saat membantu ibunya di dapur, ibunya bertanya “Nak, kamu mau lanjut kuliah?”.
“Iya, ibu, tapi uangnya dari mana?” jawab Putri dengan sedih.
“Kalau dapat beasiswa Kamu bisa kuliah, ibu tidak bisa membiayai semuanya” jawab ibu dengan suara berat.
Putri dengan berat hati menerimanya. Ia sangat ingin melanjutkan pendidikannya, Ia tahu berapa susahnya mencari beasiswa. Suatu sore saat ia menunggu bus seperti biasanya, ia melihat pria yang ada di dalam bus waktu itu. Dengan cepat, putri menghampiri dan menyapanya.
“Kak! Ini komiknya terimakasih sudah meminjamkannya” ucap putri memberikan komik tersebut.
Pria tersebut tersenyum dan berkata
“sama-sama, kamu sekarang kelas berapa?”
Putri menjawab “kelas 3 SMA kak”
“Jadi kamu mau lanjut kuliah?” Tanya pria itu.
Putri terdiam sejenak, ia berkata “ingin lanjut, tapi harus cari beasiswa dulu, kalau tidak dapat saya tidak bisa lanjut”
Pria tersenyum penuh pengertian “di kampusku ada program beasiswa, mungkin kamu bisa mencoba daftar”
Wajah Putri seketika cerah mendengar hal tersebut “beneran kak, terima kasih informasinya”
“Oh, iya saya Irham” kata pria tersebut sambil mengulurkan tangan “nama kamu siapa”
“Saya putri” sambil berjabat tangan “terimakasih informasinya kak Irham”
Hari-hari berlalu, Putri mulai sibuk mengurus berkas pendaftaran beasiswa. Ia sangat bersemangat, berkat bantuan dari Irham. Beberapa hari berlalu, pengumuman kelulusan beasiswa pun tiba, Putri sangat gugup saat ia lihat ternyata namanya ada di pengumuman. Dia sangat senang tak sabar untuk memberi tahu kepada Irham.
Saat ia mencari Irham yang biasanya bertemu di halte bus beberapa hari, tetapi ia tidak pernah ketemu. Saat ia menunggu lagi di halte dia mendengar kabar dari anak kampus yang sama dengannya, bahwa Irham mengalami kecelakaan beberapa hari lalu dan sedang di rawat di rumah sakit.
Dengan cemas, Putri segera pergi ke rumah sakit. Di sana, ia melihat Irham terbaring lemah. “Kak Irham, aku berhasil lolos beasiswa berkat bantuan kakak,” ucap Putri, menahan air mata.
Irham tersenyum tipis, “Bagus, Putri… teruslah berjuang.”
Beberapa hari kemudian, kabar duka datang. Irham meninggal dunia. Putri merasa hancur, tak percaya bahwa pria yang telah membantunya begitu banyak telah pergi. Di hari pemakaman, Putri berdiri di depan makam Irham, air matanya tak terbendung.
“Kak Irham, aku akan terus berjuang seperti yang kamu katakan. Terima kasih atas segalanya,” bisik Putri dengan suara bergetar.
Meskipun Irham telah pergi, Putri bertekad untuk melanjutkan kuliahnya, membawa semangat yang pernah ditanamkan Irham dalam dirinya. Komik yang pernah dipinjamnya dari Irham sebelum kejadian kecelakaan itu, tetap tersimpan rapi sebagai kenangan akan persahabatan singkat namun berharga itu.