Home CERPEN Broken Home

Broken Home

94
0

Nama: Dea Vausia R
Jurusan: Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Semester: I

Di sebuah kota kecil, ada seorang anak perempuan bernama Clarinelia, Clarinelia anak kedua dari empat bersaudara. Satu kakak laki-laki dan dua adik perempuan. Clarinelia berasal dari keluarga broken home, dari kecil keluarganya adalah keluarga yang cukup bahagia meskipun hidup dengan kesederhanaan.

Sampai Clarinelia kelas enam SD hidupnya cukup bahagia tapi kebahagiaan itu seketika hilang ketika Clarinelia beranjak lulus dari sekolah dasar dan mau melanjutkan ke tingkat selanjutnya.

Pada saat itu, waktu sudah menunjukkan pukul 11:23 malam. Clarinelia, kakak dan adik-adiknya sedang tertidur dengan nyenyaknya. Setelah itu, Clarinelia beserta saudaranya pun terbangun karena keributan yang ada dalam rumahnya dan ternyata orang tuanya sedang bertengkar, entah apa yang orang tua clarinelia tengkarkan.

Pertengkaran itu terjadi hingga larut malam, sehingga pertengkaran orang tuanya didengar oleh para tetangga, akhirnya satu persatu tetangga datang ke rumahnya, ketika melihat keadaan rumah Clarinelia yang tidak begitu baik, para tetangga bertanya-tanya.

“Ada apa, kenapa mereka bertengkar?” Para tetangga saling bertanya-tanya.

Mendengar bisikan-bisikan itu Clarinelia sangat malu, Clarinelia kecewa pada orang tuanya sendiri, saat itu Clarinelia berfikir kenapa orang tuanya tidak memikirkan perasaan mereka.
Dengan banyaknya pertengkaran dan keributan besar, sehingga menghacurkan keluarga dan seisi dalam rumah Clarinelia, yang terjadi malam itu akhirnya orang tuanya pun berpisah.

Clarinelia menyaksikan perpisahan orang tuanya rasanya dunianya seketika hancur, Clarinelia mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

“Oh mungkin ini hanya sebuah mimpi burukku saja,” Ujar dalam hatinya.

Tapi kenyataannya tidak seperti itu. Ingin rasanya Clarinelia menanyakan kepada orang tuanya.

“Apa yang mereka sedang pikirkan saat itu sehingga dengan tega membuat anak-anaknya seperti kehilangan akal,” Ujarnya dalam hati lagi.

Karena merasa terpukul akan perpisahan itu.

“Mungkin perpisahan itu baik menurut mereka, tapi tidak dengan kami anak-anaknya,” Ia berkata pada dirinya sendiri.

Hati Clarinelia hancur, perasaan takut akan pertengkaran orang tuanya membuat Clarinelia sangat trauma. Rasanya Clarinelia ingin sekali menjerit sambil berkata.

“Mengapa ini terjadi pada keluargaku”.

Perpisahan pun terjadi, ayah Clarinelia pun pergi meninggalkan mereka semua tanpa berfikir panjang.

Hingga menjelang pagi hari sekitar pukul 08.25, ayah Clarinelia datang kembali ke rumah, Clarinelia sangat senang ketika melihat ayah nya datang, Clarinelia berfikir.

“Mungkin ayah ibuku akan baikan”.

Tapi kenyataannya tidak seperti apa yang di pikirkan Clarinelia saat itu, ayah Clarinelia datang hanya mau menjemput kakak dan adik pertama Clarinelia pergi dari rumah, sedangkan Clarinelia dan adik keduanya ditinggalkan bersama ibu.

Kehidupan Clarinelia pun berubah seketika, yang dulunya hidup dalam rumah yang sama dengan keluarga yang lengkap, sekarang hanya bersama ibu dan adik keduanya.

Kesedihan yang Clarinelia rasakan tidak ada habisnya, pada keesokan harinya, Clarinelia berpamitan dengan ibu nya mau.

“Bu, Clarinelia mau pergi ke sekolah dan ingin mendaftar diri untuk lanjut ke tingkat selanjutnya,” Ucapnya pada ibunya.

Setelah pengurusan pendaftaran semua selesai, Clarinelia pun langsung balik ke rumah, ketika Clarinelia sampai di rumah sekitar pukul 05.09 sore, Ibu dan adik keduanya tidak berada di rumah, mengetahui ibu dan adik keduanya tidak berada di rumah Clarinelia pun pergi bertanya kepada para tetangga Clarinelia berkata.

“Pergi kemana ibuku?,” Kata nya.

Salah satu dari mereka para tetangga berkata.

“Ibumu sudah pergi ke sebuah kota (Kalimantan) dan membawa adikmu,” Jawabnya.

Ketika mendengar jawaban itu, Clarinelia terdiam dan membalikkan badan untuk segera pulang ke rumah, setelah sampai di rumah, Clarinelia berusaha untuk kuat menerima kenyataan, bahwa ibu nya telah pergi meninggalkan Clarinelia seorang diri di rumah, Clarinelia hanya bisa terdiam, seperti seseorang kehilangan arah tujuan hidup.

Pada saat itu, Clarinelia berbicara dengan dirinya sendirinya.

“Mungkin, keluargaku tidak menginginkanku lagi,” Ujarnya saat itu.

Ketika saat itu juga, Clarinelia berniat untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Tetapi Allah berkehendak lain, saat itu suara azan Magrib berkumandang. Seketika, Clarinelia tersadarkan dengan suara azan Magrib, Clarinelia meyakinkan dirinya sendiri.

“Ayoo, kamu harus kuat kamu pasti bisa, jangan berfikiran aneh-aneh lagi.”

Setelah kumandang azan Magrib selesai, Clarinelia pun mengambil air wudhu dan segera sholat Magrib setelah selesai salat Magrib Clarinelia menangis, dalam tangisannya dia sambil berdo’a.

“Ya Allah mohon persatukan kembali kedua orang tuaku”.

Pada keesokan harinya, ayah Clarinelia mengetahui bahwa Clarinelia ditinggalkan oleh ibunya sendirian di rumah dan ayah Clarinelia pun menjemput Clarinelia dan membawa nya untuk tinggal di sebuah pondok pesantren yang berada di perbukitan. Clarinelia menjalankan hari-harinya di sebuah pondok pesantren dengan suka duka bersama keluarga dan teman-temannya.

Enam tahun berlalu dan akhirnya Clarinelia sudah bisa menerima keadaan seiring dengan berjalan nya waktu, tapi terkadang Clarinelia ingin sekali merasakan kasih sayang seperti anak lainnya, Clarinelia ingin mendapatkan perhatian yang sudah lama tidak ia rasakan.

“Banyak anak yang kehilangan dirinya sendiri karena orang tuanya, banyak anak juga yang mentalnya hancur karena orang tuanya sendiri. Rumah yang katanya nyaman buat pulang, malah jadi hal yang dihindari buat pulang”.

Tetapi seiring berjalan nya waktu Clarinelia berfikir.

“Mungkin aku tidak seberuntung orang lain tapi orang lain belum tentu bisa sekuat aku”.

Buat anak broken home di luar sana, tetap semangat yah..
Jangan jadikan alasan buat kalian nyerah justru kalian dikasih cobaan seperti ini karna Allah tahu kalian kuat. Tetap semangat yah..
kita buktiin kita bisa jadi anak yang sukses walaupun keluarga kita tidak seindah keluarga orang lain. Menjadi anak broken home itu, bukan berarti hidup nya harus berantakan juga,
cukup keluarga saja yang sudah terlanjur berantakan, hidup kita harus tertata dengan rapi.
〃𝙆𝙀𝙀𝙋 𝙈𝙊𝙑𝙄𝙉𝙂 𝙁𝙊𝙍𝙒𝘼𝙍𝘿 𝘿𝙊𝙉’𝙏 𝙇𝙀𝙏 𝙏𝙃𝙀 𝙋𝘼𝙎𝙏 𝙎𝙏𝙊𝙋 𝙔𝙊𝙐
♡𝚃𝚎𝚛𝚞𝚜𝚕𝚊𝚑 𝚖𝚊𝚓𝚞, 𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚋𝚒𝚊𝚛𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚜𝚊 𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚎𝚗𝚝𝚒𝚔𝚊𝚗 𝚕𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚑 𝚖𝚞.

Previous articlePejuang Negeri
Next articleMahasiswa Fasya Diajak Jadi Legislator Muda yang Kritis dan Berintegritas

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here