Home OPINI Moderasi Beragama, Hegemoni, Politik Mahasiswa di Lingkungan UIN Datokarama Palu

Moderasi Beragama, Hegemoni, Politik Mahasiswa di Lingkungan UIN Datokarama Palu

55
0

Nama: Ahmad Rahim
Jurusan: Perbandingan Mazhab
Semester: VII

Setiap Kampus memiliki kultur dan dinamika masing-masing. Kampus adalah wadah untuk membangun intelektual, kecerdasan serta kreativitas mahasiswa dalam setiap proses nya. Kampus UIN datokarama palu merupakan salah satu perguruan tinggi yang berada di kota palu, yang lumayan banyak mahasiswa yang meminati kampus UIN datokarama palu. Kampus UIN datokarama palu sangat menjunjung tinggi moderasi beragama, yang di mana kegiatan kampus sering mengadakan seminar, pelatihan dan lain sebagainya terkait dengan moderasi beragama. Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi demokrasi, dalam demokrasi terdapat 4 deklarasi kebebasan.

Yang pertama kebebasan politik, artinya setiap orang bebas untuk menentukan dan mengusahakan segala sesuatu selama tdk bertentangan dengan norma” yang ada.

Kedua Kebebasan ekonomi artinya setiap individu berhak untuk mendapatkan ekonomi agar memenuhi kebutuhan nya dengan cara apapun, hanya saja dalam memanfaatkan alat” produksi individu tdk melakukan atau tdk merugikan orang lain,

Ketiga kebebasan religius artinya setiap orang berhak dan bebas menganut ajaran yang iya sendiri Menanggap nya benar dan iya berhak untuk menyebarkan ajaran tersebut.

Keempat kebebasan intelektual, artinya tdk ada yang bisa melarang seseorang dalam kebebasan berfikir dan berpendapat.

Dalam konteks Hak Asasi Manusia, kebebasan beragama dan berkeyakinan adalah hak fundamental yang diakui oleh Undang-Undang Dasar 1945 dan harus dijamin oleh negara. Pasal 28E ayat (1) UUD 1945 menegaskan bahwa setiap orang berhak untuk memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, sementara Pasal 29 ayat (2) UUD 1945 memastikan bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama dan beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya,” ujar Dirjen HAM.

Selain itu, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia juga dengan jelas mengatur bahwa setiap orang berhak untuk bebas memeluk agamanya dan beribadat menurut keyakinannya. Pasal 22 UU No. 39/1999 menegaskan bahwa negara harus melindungi hak asasi manusia terkait kebebasan beragama dan berkeyakinan, termasuk dalam hal ekspresi keyakinan melalui cara berpakaian seperti penggunaan jilbab.

Moderasi beragama yang sering di gaungkan di dalam kampus. Pernyataan nya apakah pihak kampus akan mampu menerima ajaran lain ketika dalam realitas sosial terdapat praktik ajaran yang berbeda, secara teoritis di haruskan adanya sebuah toleransi, hanya saja memang setiap penganut agama berhak dan wajib membela sesuatu yang di anggap nya benar. Tak ada yang bisa melarang seorang individu untuk meyakini sesuatu yang berbeda dengan keyakinan kita. Jika kita melakukan larangan terhadap nya maka kita telah masuk dalam fanatisme buta. Dan tentu kita telah mengaktualisasikan pertengkaran ideologi sehingga masing” pihak akan bertambah kefanatikan nya terhadap pertengkaran ideologi.

Namun melihat fenomena dan fanatisme buta yang menghegeomoni dan menjadi kultur kita di mungkinkan sebagian pihak akan sulit untuk menerima,, terlalu jauh moderasi beragama antara Islam saja sulit untuk saling menerima,,

Anggaplah ada seorang Syi’ah, Wahabi, salafi dan lain sebagainya mempraktikkan ajaran aliran nya yang di mana cukup jauh berbeda dengan ajaran yg lain. Tentu sangat di mungkinkan para penganut nya akan mendapatkan justifikasi oleh pihak” yang fanatik akan ajaranya.

Yang menguasai kampus UIN datokarama palu sangat di mungkinkan ajarannya adalah doktrin yg tdk mempunyai landasan konseptual (ilmiah dan rasional) sebagai asas fondasi untuk bangunan nya.

Setiap ajaran yang mempercayai dan meyakini kebenarannya harus melindungi kebebasan berfikir dan berkepercayaan.

Segala sesuatu yang menjadi kebiasaan akan membentuk sebuah karakter dan norma yang memiliki daya yang kuat untuk mempengaruhi lingkungan. Hanya sebagian kecil mahasiswa UIN yang minat bacanya kuat,, yang menjadi basis dan ke eksisan di lingkungan UIN sampai pada hari ini adalah dinamika politik. Setiap dari kita di mungkinkan akan berupaya dengan keras agar mendapatkan sebuah kekuasaan. Memaksakan seluruh mahasiswa yang mungkin saja memiliki intelektual rendah dan ketidakmampuan dalam memimpin, hanya saja karena ada dorongan dan paksaan sehingga iya menjadi mengikuti arus untuk mengikuti apa yang di sampaikan kepadanya.

Kultur kita hari ini hanya sedikit yang mau membicarakan intelektual, gagasan, keilmuan. Kita sibuk dengan romantisme politik praktis. Artinya mahasiswa yang terlibat dalam politik praktis tdk memiliki sebuah penyelidikan dan jawaban terhadap politik praktis. Hampir sebagian besar mahasiswa yang terlibat dalam organisasi mencari uang dalam politik, di mungkinkan karena instan untuk mendapatkan uang. Artinya mahasiswa tdk kreatif dan kampus tdk memberikan sebuah pelajaran tentang politik praktis yang ada di Indonesia. Yang di mana basis politik kita adalah ekonomi. Hanya sedikit akal (keilmuan) di dalam nya. Melihat debat politisi yang berbicara gagap, melihat teks dalam debat itu membuktikan bahwa akal tak mampu merumuskan konsep nya. Menganalisis sosial dan berkeinginan untuk melakukan sebuah perubahan seharusnya telah jauh sebelum mencalonkan,, sehingga keresahan dari hasil analisis yang akan mendorong untuk mencalonkan,, namun kenyataannya tdk. Realitas sosial adalah sebuah fakta yang tdk bisa di tolak oleh siapapun. Apapun interpretasi fakta itu hanya satu.

Untuk para dosen mengajarlah di luar kampus, buatlah kajian” kecil, agar cahaya intelektual terbangun di lingkungan kita. Kalau mengajar hanya di dalam kelas, anda mengajar bukan karena anda seorang pendidik tapi itu tanggung jawab karena ada uang atau gaji di baliknya. Tentu pengajaran itu di labeli motif. Yaitu material.

Apakah kita akan terus seperti ini.? Atau akan ada perubahan untuk kampus UIN dan generasi palu ke depannya..?

Kita menerima kebenaran mutlak sebagai keniscayaan untuk itu kita percaya keterbukaan fikiran, kita menghargai pluralitas, kita akan perjuangkan kebenaran mutlak dengan keterbukaan dan pluralitas.

Previous articleAyah, Anakmu Telah Dewasa
Next articlePemakaman Jiwa

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here