Nama: Khaerunnisah
Jurusan: Tadris Bahasa Inggris
Semester: I
Lula menatap layar ponselnya untuk yang kesekian kali. Chat terakhir dari Ryan masih dibaca, tapi tak pernah dibalas. Ia mencoba menahan air matanya. Sudah sebulan sejak mereka terakhir bertemu, dan Ryan seolah menghilang dari hidupnya tanpa penjelasan apa pun.
Mereka bertemu secara tak sengaja setahun yang lalu, di sebuah acara seni di sekolah itu. Ryan, dengan senyum dan gaya bicara santainya,berhasil membuat Lula jatuh hati.Ia tahu laki-laki itu sedikit liar—terlalu santai dengan hidupnya, penuh janji yang sering ia tunda.Tapi ada sesuatu dalam tatapan Ryan yang membuat Lula percaya bahwa ia berbeda.
“Percayalah, aku serius sama kamu,” kata Ryan suatu malam, saat mereka duduk di tepi pantai. “Aku mungkin nggak sempurna, tapi aku bakal berusaha.”
Luka percaya. Ia memutuskan untuk memberi hatinya kepada Ryan, meskipun teman-temannya memperingatkan bahwa laki-laki itu punya reputasi buruk. “Dia cuma main-main, Lul. Jangan terlalu percaya,” kata sahabatnya
Namun,Lula menutup telinganya. Baginya,Ryan adalah laki-laki yang baik penuh kejutan, dan ia ingin percaya bahwa cinta bisa mengubah siapa pun.
Tapi ternyata,cinta tak cukup.
Ryan mulai menunjukkan sifat aslinya setelah enam bulan bersama. Ia sering menghilang tanpa kabar, lupa dengan janji-janji kecil yang ia buat. “Maaf, aku sibuk,” katanya setiap kali Lula bertanya. Tapi, semakin lama, alasan itu terdengar kosong.
Puncaknya adalah ketika Lula mendengar kabar dari seorang teman bahwa Ryan terlihat di sebuah pesta bersama perempuan lain. Lula tidak ingin langsung percaya, tapi ketika ia melihat fotonya sendiri, hatinya hancur.
Lula mencoba berbicara.”Ryan, apa aku nggak cukup buat kamu?” tanyanya dengan suara gemetar Ryan hanya mendesah, seolah pertanyaan itu tidak penting. “Aku nggak pernah janji jadi sempurna,Lul.Kamu tahu itu dari awal.”
Air mata Lula jatuh, tapi ia tetap diam. Baginya, cinta adalah tentang menerima kekurangan. Tapi, bagaimana jika kekurangan itu adalah ketidakpedulian?
Di hari ke-365,Ryan menghilang sepenuhnya.Tidak ada pesan, tidak ada kabar. Lula akhirnya sadar bahwa ia mencintai seseorang yang tidak pernah benar-benar siap mencintainya kembali.
Tapi, alih-alih membenci,Lula memutuskan untuk bangkit. Ia menulis surat terakhir untuk ryan yang tidak akan pernah ia kirim
“Terima kasih telah mengajarkan aku apa itu luka, agar aku bisa lebih kuat. Aku mencintaimu,ryan. Tapi,aku harus mencintai diriku lebih dari itu.”