Nama: Khaerunnisah
Jurusan: Tadris Bahasa Inggris
Semester: I
Aku selalu berusaha tampak baik-baik saja. Tetapi sebenarnya ada luka yang terus tersembunyi di bawah permukaan. Luka yang tak terlihat oleh siapa pun, kecuali oleh diriku sendiri.
Dan bodohnya aku pernah percaya bahwa cinta adalah penyembuh.Tapi, seperti yang selalu terjadi, aku tersadar bahwa cinta bukanlah penyembuh melainkan membuat kita buta dan tuli. Dan aku tak pernah benar-benar bisa melupakan apa yang telah terjadi.
Saat pertama kali bertemu dengan dia, Semuanya tampak sempurna. Ia adalah sosok yang aku dambakan pintar, berkarisma, dan penuh perhatian. Tetapi semakin lama, aku semakin merasa kehilangan diriku sendiri. Setiap kata manis yang diucapkannya, setiap janji yang ia buat, semua itu berbalik menjadi luka yang lebih dalam.
Setiap malam yang aku habiskan dengan air mata, meratapi segala yang telah terjadi.Setiap kali aku mencoba berbicara, selalu ada pembenaran. Setiap kali aku merasa terluka, aku diberitahu bahwa aku terlalu sensitif. Aku mulai meragukan diriku sendiri, sampai akhirnya aku merasa tidak lagi tahu siapa aku.Aku menyadari satu hal malam itu luka yang aku bawa bukanlah milik dia.Luka itu adalah bagian dari diriku, sebuah bekas perjalanan yang telah aku jalani. Dan kini, aku harus belajar untuk menyembuhkan diriku sendiri.Perlahan, aku mulai memahami bahwa bukan cinta yang akan menyembuhkan luka-luka itu, melainkan aku sendiri.
