Oleh: Husnul Khatimah
Wartawan LPM Qalamun
Suara khas berbalut tegas,
watak bijaksana, penuh harap cemas.
Bahu kokoh menjadi tiang keluarga,
rangkulan hangat yang tak pernah terlupa.
Sosok manusia penyimpan luka,
pemberi tawa di ruang keluarga,
tanpa air mata juga rasa lelah,
penawar bagi bintang kecilnya.
Punggung yang semakin membungkuk,
garis wajah yang juga semakin tertekuk.
Namun, telinga hebatnya masih menanti bawelku,
untuk lantas membagi peluk.
Marahnya tak pernah merutuk,
tapi diamnya membuat tertunduk.
Katamu, aku harus kuat,
karena dunia dewasa begitu jahat.
Masa terus bergerak maju,
perjalananku masih sangat jauh,
langkahku masih membutuhkanmu.
Dengan begitu, hidup lebih lama yaaa, manusia hebatku.







