Oleh: Putri Athifah
Wartawan LPM Qalamun
Garis bibir yang begitu indah,
teduh nan damai dalam diam.
Entah bagaimana Tuhan menciptakannya,
kagum yang kian mendalam tanpa sebab.
Tidak ada alasan untuk meninggalkan; selalu pulang…
Bertambah, dan tak tahu sampai kapan.
Menyiksa, tapi begitu candu tentangnya.
“Bodoh,” kata sang penyair.
Biarlah — biar ku nikmati ini sendiri.
Antara menunggu ujung cerita atau sampai ia memudar,
selalu ada alasan dari Sang Maha Indah.
Tak berharap, dan cukup dengan ini.
Sekali lagi
biarlah, biar ku nikmati sendiri.