Oleh: Azizah Nur Inayah
Wartawan LPM Qalamun
Satu per satu kuhitung,
butiran kecil itu berputar di jemari,
seperti detak hati
yang tak henti mengingat-Mu.
Subhanallah…
di tiap nafas, aku temukan keagungan-Mu.
Alhamdulillah…
di balik letih, ada syukur yang menenangkan.
Allahu Akbar…
langit dan bumi pun tunduk pada-Mu.
Tiga puluh tiga butir,
bukan sekadar angka,
melainkan jembatan hening
antara hamba yang rapuh
dan Tuhannya yang Maha Perkasa.
Di setiap akhir hitungan,
ada jiwa yang kembali pulang,
ada hati yang merasa cukup,
ada rindu yang terjawab
dengan menyebut nama-Mu.