Home CERPEN Hari Ini Milik Kita

Hari Ini Milik Kita

5
0

Oleh: Fikri
Wartawan LPM Qalamun

Matahari pagi di Palu menyambut dengan hangat. Cahayanya menembus celah-celah pepohonan di sekitar Teluk Palu, menciptakan lukisan indah di permukaan air. Di sebuah gubuk kecil di tepi pantai, seorang pemuda bernama Ardi menggeliat bangun. Hari ini adalah hari yang berbeda. Hari ini, ia dan teman-temannya akan mewujudkan mimpi mereka.

Ardi adalah seorang nelayan muda. Sejak kecil, ia sudah akrab dengan laut. Ia tahu bagaimana membaca ombak, merasakan angin, dan memahami perilaku ikan. Namun, ia juga tahu bahwa menjadi nelayan tradisional semakin sulit. Hasil tangkapan semakin berkurang, sementara kebutuhan hidup semakin meningkat.

Bersama teman-temannya, Rina, seorang gadis cerdas yang pandai berdagang, dan Budi, seorang pemuda kreatif yang ahli membuat kerajinan tangan, Ardi memiliki mimpi: mengubah desa mereka menjadi desa wisata yang mandiri. Mereka ingin memanfaatkan potensi alam dan budaya desa mereka untuk menarik wisatawan.

“Hari ini milik kita!” seru Ardi bersemangat saat bertemu Rina dan Budi di dermaga kecil.

Rina tersenyum. “Semoga semua berjalan lancar,” sahutnya.

Budi mengangguk. “Kita sudah mempersiapkan semuanya dengan baik. TinggalAction!”

Hari itu, mereka memulai proyek mereka. Ardi membawa wisatawan berkeliling teluk dengan perahunya. Ia menceritakan sejarah desa mereka, menunjukkan tempat-tempat menarik, dan membiarkan wisatawan merasakan sensasi memancing di laut lepas.

Rina membuka lapak kecil di tepi pantai. Ia menjual makanan khas desa, seperti pisang epe dan lalampa. Ia juga menawarkan jasa pijat tradisional dengan ramuan herbal yang ia buat sendiri.

Budi memamerkan hasil kerajinan tangannya. Ada miniatur perahu, gantungan kunci dari kerang, dan lukisan pemandangan desa. Ia juga membuka workshop singkat untuk wisatawan yang ingin belajar membuat kerajinan tangan.

Awalnya, tidak banyak wisatawan yang tertarik. Namun, Ardi, Rina, dan Budi tidak menyerah. Mereka terus menawarkan jasa mereka dengan ramah dan antusias. Mereka juga memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan desa mereka.

Perlahan tapi pasti, semakin banyak wisatawan yang datang. Mereka terpesona dengan keindahan alam desa, keramahan penduduknya, dan keunikan budayanya. Mereka tidak hanya menikmati pemandangan, tapi juga belajar tentang kehidupan nelayan, mencicipi makanan khas, dan membuat kerajinan tangan.

“Desa ini sangat indah dan unik. Saya sangat senang bisa berkunjung ke sini,” kata seorang wisatawan asing.

“Saya belajar banyak tentang kehidupan nelayan. Mereka sangat pekerja keras dan ramah,” kata wisatawan lainnya.

Ardi, Rina, dan Budi tersenyum bangga. Mereka berhasil mewujudkan mimpi mereka. Desa mereka kini menjadi desa wisata yang ramai dikunjungi wisatawan. Pendapatan penduduk meningkat, dan kehidupan mereka menjadi lebih baik.

“Hari ini benar-benar milik kita,” kata Ardi sambil menatap matahari terbenam di Teluk Palu.

Rina dan Budi mengangguk setuju. Mereka tahu, keberhasilan mereka adalah hasil dari kerja keras, persahabatan, dan keyakinan bahwa mereka bisa mengubah nasib mereka sendiri. Mereka adalah bukti nyata bahwa mimpi bisa menjadi kenyataan, asalkan ada kemauan dan keberanian untukAction. Hari ini milik mereka, dan hari-hari berikutnya akan menjadi milik mereka juga. Mereka akan terus mengembangkan desa mereka, menjaga alamnya, dan melestarikan budayanya. Mereka akan menjadikan desa mereka sebagai surga kecil di tepi Teluk Palu.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here