Home OPINI Feodalisme Senjata Tirani Kampus

Feodalisme Senjata Tirani Kampus

312
0

Nama : Didi Fahri Kunjae

Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam

Semester : 5

Feodalisme adalah sistem sosial dan politik yang berputar disekitar tiga kunci konsep; dari tuan, bawahan dan wilayah.

Tirani sendiri merupakan seseorang yang memegang suatu bentuk pemerintahan dengan kepentingan pribadi. Sehingganya, tirani kampus adalah seseorang yang berkuasa terhadap suatu kampus (penguasa kampus). 

Representasi dari feodalisme ibarat suatu kerajaan seperti tiga konsep diatas yaitu tuan (dosen dan pejabat kampus), bawahan (rakyat kerajaan), dan wilayah (daerah yang ditempati oleh kerajaan dan rakyatnya).

Ketika masuk ke dalam ranah kampus, feodalisme menjadi seperti representasi dari sebuah kerajaan, dimana dosen dan pejabat kampus menjadi tuan. Sedangkan, mahasiswa sebagai bawahan dan kampus adalah wilayahnya. 

Begitulah fakta yang terjadi di dunia kampus hari ini, menyatakan bahwa dosen dan pejabat kampus memiliki status sosial dan kekuasaan yang tinggi dibandingkan dengan mahasiswa. Sehingga, praktek feodalisme kerap menjadi senjata tirani kampus kita untuk membungkam bahkan menindas ketika ada mahasiswa yang mencoba melawan pada saat mereka merasa tertindas dan tidak mendapatkan keadilan.

Saya pribadi sering merasakan penindasan dan ketidakadilan semenjak saya masuk ke dalam kampus dan menjadi mahasiswa.

Beberapa kasus dan problem yang terjadi dalam kampus dimulai dari administrasi mahasiswa yang dianggap remeh oleh birokrasi. Salah satu kasus terjadi pada mahasiswa yang sedang menggunakan sebuah gedung untuk melakukan kegiatan dan tiba-tiba dipindahkan karena gedung tersebut akan dipakai untuk kegiatan birokrasi. Padahal secara administrasi, mahasiswa sudah cukup kuat untuk siapa yang lebih berhak menggunakan gedung tersebut. Akan tetapi, dengan feodalisme hal tersebut dianggap sepele oleh birokrasi.

Disisi lain, para mahasiswa penerima beasiswa dibungkam dan harus patuh pada setiap keputusan birokrasi dengan alibi bahwa mereka telah memberikan beasiswa, yang pada umumnya hal tersebut bukanlah pemberian dari kampus semata melainkan bantuan dari negara.

Didalam bagian akademik juga terdapat banyak masalah antara dosen terhadap mahasiswa. Karena dosen mempunyai status sosial yang cukup tinggi akibatnya mereka menjadikan feodalisme sebagai alat untuk memaksa mahasiswa harus patuh pada setiap keputusan yang diberikan.

Dosen yang respect terhadap mahasiswa tidaklah sebanyak apa yang kita bayangkan selama ini, tidak sedikit dari mereka yang malah bertindak semena-mena terhadap mahasiswa.

Diawal perkuliahan, dosen dan mahasiswa melakukan kontrak perkuliahan yang dimana selalu ada pembahasan terkait kedisiplinan, dengan aturan bahwa mahasiswa tidak boleh terlambat mengikuti jam perkuliahan sedangkan dosen sendiri tidak mempermasalahkan kalau seandainya ia yang terlambat. Kemudian, ketika agenda perkuliahan sudah berjalan, banyak dosen yang meminta agar jam perkuliahan dipindahkan dengan alasan bahwa ia punya kegiatan diluar kampus. Padahal, jadwal tersebut merupakan kesepakatan yang ada disiakad dan dibuat langsung oleh akma fakultas bukan mahasiswa sendiri ataupun dosen yang berkaitan. Coba kalau hal ini kita balik, bagaimana mahasiswa yang mempunyai kegiatan bertepatan dengan waktu kuliah, apakah mereka bisa meminta agar jam perkuliahan dipindahkan? Tentu jawabannya  ‘tidak!’.

Terkadang juga ada dosen yang sering melakukan kuliah online, pada hakikatnya kuliah online diadakan karena munculnya virus COVID-19 sehingga pemerintah melarang masyarakat untuk beraktivitas diluar rumah. Akan tetapi, setelah virus tersebut sudah hilang dan mahasiswa diperbolehkan melakukan perkuliahan tatap muka, kuliah online perlahan menjadi sebuah budaya untuk melakukan kegiatan perkuliahan. Yang pada umumnya, hal tersebut tidak begitu efektif bagi mahasiswa untuk mengikuti pembelajaran.

Didalam kelas akademik pun feodalisme menjadi senjata dosen untuk membela diri ketika ia merasa tersaingi atau argumennya dibantah sehingga ia nampak keliru dihadapan para mahasiswa dan pada saat itu juga mereka akan melakukan praktik feodalisme, dimulai dari dosen mengatakan bahwa “mahasiswa tidak punya etika” padahal hanya sebatas membantah argumen, dan tidak sedikit juga dosen yang mengintimidasi mahasiswa dengan ancaman pengurangan nilai akademik.

Oleh karena itu, feodalisme dalam kampus menjadi satu fenomena yang cukup serius dan harus segera dihilangkan sebab kita tidak lagi berada di zaman kerajaan. Dan untuk menghilangkan hal tersebut sebaiknya dosen dan pejabat kampus selaku orang tua mahasiswa di lingkup kampus haruslah bersikat adil, tidak menitik beratkan segala bentuk kedisiplinan serta aturan hanya untuk mengatur mahasiswa saja, jangan pernah jadikan status sosial untuk membungkam bahkan semena-mena pada mahasiswa yang dimana hal itu sangat bertentangan dengan sila ke-5 dasar negara kita. Terakhir, apabila budaya tersebut tidak segera teratasi maka jalan terbaik yaitu TURUNKAN REKTOR dari jabatannya.

#HIDUPMAHASISWA

#Hidupkaumyangtertindas

Previous articleKembalilah Penghuni Lembaga
Next articleHMJ HES Adakan Seminar Ekonomi Kreatif

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here