PALU, LPMQALAMUN.com – Rektor UIN Datokarama, Prof. Dr. H. Lukman, M.Ag bersama Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) UIN Datokarama Palu, Dr. H. Sidik, M.Ag memberikan klarifikasi atas hadirnya aktivis pro-Zionis dalam kegiatan International Guest Lecture yang diselenggarakan oleh FUAD UIN Datokarama Palu.
Sebagaimana diketahui bahwa, FUAD menyelenggarakan Seminar Internasional pada Selasa (16/07/2024) di Aula Pascasarjana UIN Datokarama Palu dan menghadirkan salah satu pemateri, yaitu Direktur Hubungan Muslim-Yahudi, American Jewish Committee (AJC), Dr. Ari M. Gordon yang mengundang banyak kontroversi.
Rektor UIN Datokarama Palu, Lukman mengatakan bahwa pihak kampus tidak mengundang Direktur AJC dalam seminar tersebut.
“Kita tidak mengundang, tetapi kita punya kerja sama dengan Leimena Institut dan kerja sama ini sudah lama, lalu Leimena itu datang dalam rangka penandatanganan kerja sama dengan FUAD untuk penguatan akreditasi yang ada di FUAD. Sebagai tamu kita tidak menolak, jadi kita terima,” katanya saat ditemui di Swiss-Belhotel, pada Kamis (18/07/2024).
Adapun isi dari seminar tersebut berbicara soal pendidikan bukan masalah politik.
“Kita bicara masalah pendidikan, tidak berbicara mengenai masalah politik dan saya juga sudah menyampaikan kepada Gordon kalau diberi ruang berbicara untuk tidak menyinggung masalah politik, karena UIN itu sikapnya sudah sangat jelas yaitu membela Palestina,” ujarnya.
“Undangan itu bagian dari Institut Leimena sehingga mahasiswa harus pahami bahwa, ini bukan masalah politik, ini bukan masalah Israel-Palestina tetapi ini murni masalah pendidikan yang kita lakukan dan dia hadir di situ karena bersama Leimena. Leimena itu kita ajak bersama-sama membangun perdamaian dan merawat perdamaian di Sulawesi Tengah, mohon dipahami, tidak ada maksud lain dan tidak ada unsur politik sama sekali di dalamnya,” tambahnya.
Kemudian ia menuturkan akan mendiskusikan reaksi-reaksi yang timbul akibat kehadiran Gordon serta akan mempertimbangkan terkait kerja sama dengan Leimena, di samping itu, ia juga menegaskan keberpihakan UIN terhadap Palestina adalah harga mati.
“Penyebabnya ini dari Leimena yang membawa langsung yang ternyata berdampak, maka kita akan mendiskusikan dengan pihak Leimena, bagaimana kesinambungan dan apakah kita harus lanjut hubungan kerja sama ini atau tidak,” tuturnya.
Selanjutnya Dekan FUAD UIN Datokarama Palu, Sidik menjelaskan bahwa, hadirnya Ari. M Gordon karena di bawa oleh Institut Leimena dalam rangka mensosialisasikan hubungan antara agama, perdamaian dan kondisi sosial.
“Dia memaparkan bagaimana ajaran agama mereka, ternyata memang setelah saya mendengar pemaparan beliau itu ya anti kekerasan, jadi setiap penganut agama ini semua benar menurut penganut ajaran agamanya, tetapi pemahaman terhadap agama tersebut berbeda-beda,” jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa, hal itu bukan masalah dalam konteks perguruan tinggi, karena bisa dikaji.
“Sedangkan ajaran atheisme saja yang anti ketuhanan diajarkan kepada mahasiswa sebagai bahan bandingan, jadi saya kira tidak ada masalah, tapi beda cerita kalau dia mau ceramah di masjid-masjid itu sudah beda konteks,” tegasnya.
“Ini murni pemikiran keagamaan, kitakan ingin mendapatkan pemahaman juga tentang bagaimana ajaran agama Yahudi tentang perdamaian dan yang dia paparkan kemarin itu ternyata bagus. Gesekan-gesekan seperti ini dibuat seakan-akan kita mendukung, padahal tidak,” tambahnya.
Terakhir, ia berharap agar mahasiswa maupun masyarakat tidak perlu khawatir tentang hal ini dan jangan mengaitkan unsur politik di dalamnya.
“Tidak usah khawatir, karena ini pengetahuan yang dia sampaikan itu tidak mengajarkan kita terhadap kekerasan, sebetulnya agama Yahudi kalau kita dengar pemaparannya itu sangat manusiawi dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan, jadi apa yang terjadi di Palestina jangan sampai seolah-olah itu juga yang diajarkan ke kita, padahal tidak. Akan tetapi hanya membawa pesan-pesan kedamaian,” harapnya.
Wartawan: Garvita
bullshit, pembunuh tetap pembunuh