Home CERPEN Gapai Mimpi

Gapai Mimpi

26
0

Nama: Ismail
Jurusan: Pendidikan Bahasa Arab
Semester: I

Di suatu hari, hidup seorang anak, bernama Ahmad, di desa terpencil,di kabupaten Magelang yang jauh dari pusat kota.

jalan-jalan yang beralaskan tanah dan batu batuan kecil, serta kurangnya penerangan di sepanjang jalan desaku, namun tak membuat mengeluh karena desaku memiliki pepohonan yang begitu hijau, yang membuat desaku begitu sejuk dan nyaman karena kehijauan pepohonan.

Ahmad, hidup dan tinggal bersama kakek dan neneknya yang bertempat di tepi sungai, yang membuat Ahmad merasakan kedamaian. Ahmad telah menjadi seorang anak yatim piatu sejak dia bayi, karena tinggal meninggal oleh kedua orang tuanya, kakek dan nenek Ahmad tidak berbeda jauh usianya, keduanya berusia 50 dan 43 tahun, keduanya kakek dan nenek Ahmad sudah sangat lama hidup bersama, kakek dan nenek Ahmad hanyalah seorang petani, meski demikian begitu, Ahmad tetaplah merasakan kenyaman kerena bisa hidup bersama kekek dan neneknya.

Kedua orang tua si Ahmad. Ayah Ahmad yang bernama Rizal Muhammad, dan ibunya bernama Kartika, kedua orang tua Ahmad menikah semenjak usia muda, pada saat itu keduanya masih berusia 18 dan 15 tahun, kedua orang tua Ahmad, berniat nikah muda karena keduanya sama-sama karena faktor ekonomi. Kedua orang tua Ahmad bertemu pada saat di bangku SMA, pada saat itu, kedua orang tua Ahmad bertemu untuk pertama kali, yang pada saat pertama kali itu juga keduanya mulai jatuh cinta di antara keduanya. Setelah pertemuan pertama mereka, ayah Ahmad memberanikan diri untuk berusaha mendekati ibu si Ahmad yg bernama Kartika.

Awal mula ayah si Ahmad mendekati ibu dari si Ahmad, ayah si Ahmad ini memulainya dengan rayuan-rayuan yang romantis, yang pada saat itu juga ibu dari si Ahmad mulai merasakan jatuh cinta yang begitu mendalam. Selepas dari situ keduanya memulai hubungan kedekatan satu Sama lain, dimulai dari ayah si Ahmad yang menyatakan cintanya kepada ibu si Ahmad. Ayah dari si Ahmad mulai memberanikan diri untuk menyatakan cintanya kepada ibu si Ahmad, dengan mengatakan.

“Saat pertama kali kita bertemu, yang pertama kali aku lihat hanyalah bola matamu yang begitu indah, ku tak tau mengapa hati ini selalu mengingat kedua bola matamu yang begitu indah dan cantik,” dengan percaya diri, ayah dari si Ahmad ini mengatakan cintanya yang begitu tulus dan dalam, dan pada akhirnya ibu dari si Ahmad ini menerima cintanya.

Tak lama berselang, keduanya sudah mulai berpacaran,keduanya resmi berpacaran setelah ayah si Ahmad menyatakan cintanya dan cintanya di terima. Saat berpacaran, keduanya merasakan kebahagiaan yang begitu besar, yang mengakibatkan pendidikan mereka berdua tidak lagi seperti dulu lagi, pendidikan mereka hancur akibat berpacaran.

Pada saat jam pelajaran pertama dimulai, mereka berdua tidak fokus memperhatikan guru yang sedang menjelaskan di depan, mereka berdua hanya fokus ke cinta mereka, dengan saling melontarkan rayuan-rayuan romantis, yang pada akhirnya mereka berdua dimarahi oleh guru Mereka, dan mereka berduapun dijemur di bawah tiang bendera. Tetapi, lagi dan lagi mereka berdua tidak merasa bersalah dan menerima hukuman tersebut, melainkan mereka mengabaikannya dengan terus saling bertatapan dan melontarkan kata-kata cinta mereka.

Setelah pulang sekolah, mereka berdua tidak langsung pulang ke rumah masing masing, melainkan mereka berdua pergi ke tempat taman hiburan untuk mendapatkan kebahagiaan bersama. Setelah pulang dari taman hiburan, mereka akhirnya melanjutkan perjalanan Mereka menuju rumah masing masing, keesokan harinya, mereka berdua kembali bertemu di sekolah, dan mereka berdua terus melakukan dan mengulangi hal yang sama seperti kemarin, yang pada akhirnya mereka berdua dipanggil ke ruangan kepala sekolah.

Di saat sampai di ruangan kepala sekolah mereka berdua tidak merasakan hal bersalah atas apa yang mereka perbuat, melainkan mereka berdua hanya merasa baik-baik saja tidak sedikitpun merasa takut dikeluarkan dari sekolah. Kepala sekolah mengingat Kepada mereka berdua tentang perilaku mereka berdua selama di sekolah, tetapi mereka berdua hanya menganggap bahwa itu hanya candaan saja, yang pada akhirnya mereka berdua dikeluarkan dari sekolah, dan mereka berduapun merasa senang dan bahagia tanpa sedikitpun merasa bersalah atas kelakuan mereka berdua.

Lanjut, setelah keluar dari sekolah, beberapa hari kemudian mereka bertemu kembali, dan ayah dari si Ahmad ini ingin mengatakan sesuatu kepada ibu si Ahmad, setelah bertemu, ayah si Ahmad langsung ke intinya berbicara, dia mengatakan kepada ibu si Ahmad,kalau dia ingin mengajak ibu si Ahmad ini menikah di usia mudah, ibu si Ahmad ini pun kaget mendengar nya. Kemudian ibu si Ahmad mengatakan, apa kamu serius, dengan raut wajah yang serius, ibu si Ahmad ini paham, dan akhirnya ibu si Ahmad ini menerima nya tanpa memikirkan terlebih dahulu..

|Ya namanya juga kalau sudah cinta, apapun bisa terjadi😁|

Lanjut ke cerita, tak berselang lama, keduanya pun menikah, dan sah menjadi suami istri, setelah menikah keduanya memutuskan untuk pindah dari kota ke desa, bertempat dimana di Ahmad dilahirkan. Setelah beberapa bulan menikah mereka berdua hidup bahagia dan mereka berdua di karunia seorang anak yang begitu ganteng dan lucu. Hari-hari pun terus berganti, hari dan waktu pun terus berjalan, maka tibalah di hari yang ditunggu-tunggu, di mana ibu si Ahmad ini melahirkan anaknya yang bernama Ahmad, merekapun bahagia yang kebahagiaan tersebut tidak bisa disembunyikan.

Setelah anak pertama mereka lahir. Namun, rasa kebahagiaan mereka tidak berselang lama, kedua orang tua Ahmad meninggal dunia akibat kecelakaan, dan pada akhirnya Ahmad pun dirawat oleh kedua kakek dan neneknya.

Kita kembali ke Ahmad..

Singkat cerita, Ahmad pun tumbuh sebagai seorang anak kecil, Ahmad pun di sekolahkan oleh kakek dan neneknya di sekolah agama, karena keduanya melihat Ahmad yang sudah menjadi yatim piatu maka kakek dan neneknya menyekolahkan nya di sekolah agama. Setelah bersekolah, Ahmad pun sangat menyukainya, karena Ahmad dapat bertemu dengan teman-teman baru, yang dulunya hanya tinggal bertiga bersama kakek dan neneknya, akhirnya dia bisa merasakan kebahagiaan dengan teman-teman barunya.

Hari hari pun berlalu, dan Ahamd sangat giat mengikuti pembelajaran di sekolahnya. Setelah pulang sekolah,Ahmad langsung bergegas pulang menuju rumah kakek dan neneknya. setelah sampai di rumah, Ahmad pun langsung membantu kedua kakek dan neneknya melakukan pekerjaan bertani, melihat cucunya Ahmad, yang begitu rajin dan pekerja keras, nenek pun merasa terharu dan mengeluarkan air mata, Ahmad pun melihat, dan menghampiri neneknya. Ahmad pun berkata pada neneknya, “nek, nenek ko nangis, Ahmad sudah buat salah sama nenek ya,” neneknya pun mengatakan, “tidak cu, nenek hanya terharu melihat cucu nenek yang masih seusia begini yang seharusnya di usiamu sekarang, kamu bermain bersama teman-temanmu,” Ahmad pun berkata pada neneknya.

“Nek,Ahmad Memang masih kecil, tapi Ahmad Sangaaaaaaat menyayangi nenek dan kakek,” akhirnya kekek dan nenek pun menghentikan sebentar pekerjaannya dan bergegas pulang untuk menyiapkan makanan buat Ahmad. Setelah sampai di rumah, dan makanan pun sudah siap, dan mereka pun makan bersama, Ahmad pun pamit ke kakek dan neneknya keluar rumah untuk bermain bersama teman-temannya, neneknya dan kakeknya pun mengizinkannya.

Saat sampai di tempat bermain bersama teman-temannya yang lain, Ahmad pun menyapa teman temannya, dan teman-temannya melihat Ahmad dan Ahmad pun diejek-ejek dan di kata-katai oleh teman-temannya, dengan berkata, “Ahmad tidak punya ayah dan ibu,” kata-kata itu pun terus terulang, sampai akhirnya Ahmad pun berkata, “jangan begitu teman-teman,” teman-temannya pun tidak menghiraukannya, pada akhirnya Ahmad pun menangis dan lari sambil mengangis menunju rumah kakek dan neneknya.

Sesampai di rumah, Ahmad pun bertemu nenek, nenek pun berkata pada Ahmad, “Ahmad kenapa menangis, Ahmad kenapa, Ahmad kan anak kuat ko nangis?,” Ahmad pun berkata pada neneknya, “nek tadi Ahmad diejek-ejek sama teman-teman nek, mereka bilang Ahmad tidak punya ayah dan ibu nek, Ahmad pun semakin menangis, nenek pun menyemangati Ahmad, “Ahmad gak boleh nangis, Ahmad kan anak kuat, Ahmad kan anak yang rajin, dan pemberani, jadi Ahmad gak boleh nangis,” Ahmad pun berhenti menangis sambil mengusap air matanya. Nenek pun berkata, “nah gini kan ganteng, ini baru cucu nenek, Ahmad harus dengar nenek, Ahmad harus buktikan ke mereka, kalau Ahmad anak yang kuat dan Ahmad bisa, Ahmad bisa jauh dari mereka, Ahmad buktikan ke mereka, kalau Mereka salah, jadi Ahmad harus jadi anak yang kuat dengan rajin sekolahnya ya,” Ahmad pun tersenyum bahagia.

Setelah hari-hari berlalu dan terus berganti, Ahmad pun telah menyelesaikan semua sekolah nya, baik dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan Ahmad pun melanjutkan pendidikannya di salah satu universitas. Setelah masuk dan diterima di universitas, Ahmad pun mulai kuliah dengan tujuan bisa membahagiakan kedua orang tuanya dan kakek dan neneknya.

Awal masuk kuliah pun tiba, Ahmad Sangat bersemangat karena dia bertekad bisa cepat selesai dan mendapatkan nilai-nilai yang bagus, dan tujuan itupun terwujud, Ahmad mendapatkan nilai-nilai yang sangat bagus. Namun, di balik nilai yang bagus itu, Ahmad pun harus dihadapkan dengan masalah-masalah yang sangat besar salah satunya masalah ekonomi.

Ahmad harus berjuang keras agar bisa terus berkuliah. Sebelum pergi kuliah, Ahmad terlebih dahulu harus bekerja sebagai seorang bersih-bersih rumah, setelah pekerjaannya selesai, Ahmad pun langsung bergegas berangkat kuliah sampai waktu sore hari, hingga tibalah waktu pulang Kuliah. Setelah pulang, Ahmad pun langsung bergegas pulang menuju ke rumah kakek dan neneknya, setelah sampai di rumah, Ahmad tidak lupa memenuhi kewajibannya dari masa kecil hingga dewasa. Ahmad selalu membantu kakek dan neneknya yang sedang bekerja, karena Ahmad tau kakek dan neneknya tidak seperti dulu lagi kondisi fisiknya, akhirnya Ahmad berniat menyelesaikan semua tugas-tugas kakek dan neneknya.

Setelah selesai, Ahmad pun pulang ke rumah, untuk membersihkan tubuhnya. Malam pun tiba, Ahmad berpamitan ke kakek dsn neneknya ke rumah temannya, dengan beralasan buat kerja tugas kuliah, kakek dan neneknya pun mengizinkan. Setelah diizinkan, Ahmad pun pamit, setelah pamit Ahmad langsung pergi dengan berjalan kaki menuju tujuannya. Setelah berjalan setengah perjalanan dan Ahmad merasa sudah cukup jauh, Ahmad pun mengubah arah, Ahmad pergi ke tempat di mana dia bekerja di malam hari…

Di malam hari Ahmad bekerja sebagai pencuci piring kotor di warung makan, yang gajinya lumayan besar untuk keperluan kuliah dan kebutuhan di rumah neneknya, dan hal in pun terus dilakukan oleh Ahmad, tanpa sedikitpun diketahui oleh kakek dan neneknya. Saat bekerja, Ahmad tidak lupa dengan tugas-tugas kuliahnya, di saat ada waktu luang, walaupun sedikit, Ahmad tidak pernah melewatkannya dengan tidak mengerjakan tugas-tugas kuliah nya.

Hingga tibalah di suatu malam, Ahmad bertemu teman-temannya semasa kecil dulu yang dulunya yang suka mengejek ejek Ahmad. Saat mereka bertemu Ahmad, Ahmad Melihat mereka begitu bahagia, dan mereka mempunyai segalanya, karena kekayaan kedua orang tua mereka, apa yang mereka inginkan, mereka akan dapatkan, berbeda dengan Ahmad, Ahmad harus bekerja keras terlebih dahulu agar bisa mendapatkannya. Tak lama dari situ, Ahmad pun kembali diejek-ejek oleh mereka, Ahmad pun tidak menghiraukan mereka, karena Ahmad mengingat pesan dari neneknya, hingga pada saat itu tiba, teman-teman Ahmad ini mengganggu pekerjaannya Ahmad, yang membuat Ahmad dimarahi oleh bosnya dan hampir dikeluarkan dari pekerjaannya, dan hal tersebut dilakukan terus menerus oleh teman-teman Ahmad ini. Tetapi Ahmad tetap sabar dalam menjalaninya, Hingga tibalah masa di mana Ahmad wisuda dari universitas, dan Ahmad mendapatkan gelar yang dia inginkan tersebut.

Setelah selesai wisuda, Ahmad pun melamar di salah satu perusahaan besar, dan Ahmad pun diterima karena nilai-nilainya yang sangat bagus. Saat bekerja di mana Ahmad diterima, Ahmad tidak melupakan kebiasaannya dari kecil, yakni suka membantu sesama, yang pada akhirnya bos dari perusahaan tersebut melihatnya, kemudian memanggil Ahmad ke dalam ruangan nya, dan Ahmad pun bergegas menuju ke ruang tersebut. Setelah sampai di ruangan bosnya, Ahmad merasa gugup karena merasa takut akan dikeluarkan dari perusahaan, tapi ternyata pemikirannya salah, bos tersebut mengatakan kepada Ahmad, “saya sudah melihat dengan mata kepala saya sendiri, kalau apa yang orang-orang katakan tentangmu itu benar adanya,” Ahmad pun berkata, “maksudnya gimana pak,” tanya Ahmad, kemudian bosnya menjawab “maksudnya saya melihat sendiri bahwasanya kamu orangnya sangat rendah hati dan suka menolong kepada sesama, dan orang-orang seperti kamulah yang dibutuhkan di perusahaan ini, maka dari itu kamu saya berikan tanggung jawab, kamu yang akan mengurus ini perusahaan,” Ahmad pun merasa sangat-sangat bersyukur, karena berkat semua kesabaran yang telah ia lalui selama ini membuahkan hasil yang sangat besar.

Tak lama berselang Ahmad pun pulang dan menceritakan semuanya kepada kakek dan neneknya, kakek dan neneknya pun ikut senang dan gembira. Kemudian tibalah keesokan harinya, Ahmad sebagai penanggung jawab perusahaan, setelah sah menjadi penanggung jawab, datanglah salah seorang yang berpakaian rapi untuk melamar di perusahaan tersebut, dan orang tersebut adalah teman Ahmad, yang dulunya sering mengejek-ejek Ahmad. Setelah melihat Ahmad sebagai penanggung jawab perusahaan tersebut, teman Ahmad pun merasa malu dan merasa bersalah atas apa semua yang pernah ia lakukan kepada Ahmad. Ahmad pun mengatakan sesuatu kepada pemuda tersebut, “ingatlah kehidupan ini seperti rodah berputar, kadang di atas dan kadang beradah di bawah,” maka dari situlah teman Ahmad ini sadar atas semua yang pernah ia lakukan kepada Ahmad, dan pemuda tersebut meminta maaf kepada Ahmad dengan rasa bersalah, dan Ahmad pun memaafkannya, dan mereka pun berteman dan menjadi sahabat yang baik selamanya dan pemuda tersebut berkerja di mana Ahmad yang bertanggung jawab atas perusahaan tersebut. Tamat.

Tetaplah berbuat baik terhadap siapapun tanpa memandang seseorang itu kaya atau miskin, dan teruslah bersabar dan bersyukur atas semua, karena kesabaran yang telah kita jalani dengan penuh pahit, pasti akan membuahkan buah yang manis di kemudian hari.

Previous articleYang Tersisa
Next articlePerjalanan Menyelami Impian dan Tanggung Jawab

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here