Home CERPEN Prekuel Adeiazo

Prekuel Adeiazo

68
0

Nama: Moh. Khaidir Akmal
Jurusan: Sistem Informasi
Semester: I

Pada mulanya, waktu adalah garis yang tenang dan tanpa cela, diatur oleh para penjaga yang disebut Flyakas Chronou. Mereka melayani Chronofagos, entitas purba yang menjadi penguasa waktu. Namun, tidak semua Flyakas setia. Chronofagos, yang haus akan kekuasaan mutlak, mulai memanfaatkan waktu untuk memanipulasi semesta, mengabaikan keseimbangan yang rapuh.

Di antara ribuan pengembara waktu, Kierra dan Natan adalah dua jiwa yang peka terhadap anomali waktu. Mereka menyadari bahwa Chronofagos berencana menguasai alur waktu bumi, sebuah planet kecil yang dihuni oleh makhluk-makhluk unik bernama manusia. Manusia, dengan kecerdasan dan rasa ingin tahu mereka, memiliki potensi untuk memahami dan memanfaatkan kekuatan waktu.
Kierra berdiri di atas sebuah tebing kosong, mengamati aliran waktu yang melengkung di bawahnya. Di tangannya, ia memegang arloji kecil, prototipe yang ia ciptakan setelah mempelajari teknologi primitif manusia. Tiba-tiba, sebuah suara berat mengusik pikirannya.
“Kierra, kau tahu risiko yang kita ambil dengan tinggal di sini?”
Ia berbalik dan melihat Natan, sahabat sekaligus sesama pengembara waktu. Mata Natan memancarkan kelelahan, tetapi ada tekad yang tidak tergoyahkan di sana.
“Aku tahu, Natan,” jawab Kierra. “Tapi jika kita tidak bertindak, Chronofagos akan menghancurkan umat manusia. Mereka mungkin kecil dan lemah sekarang, tetapi potensinya luar biasa.”
Natan mendesah panjang. “Kau jatuh cinta pada dunia ini, Kierra. Kau terlalu terikat.”
“Mungkin,” balas Kierra sambil tersenyum kecil. “Tapi aku percaya pada mereka. Dan aku percaya pada kita.”

Beberapa tahun sebelum pertempuran besar melawan Chronofagos, Kierra menjalani kehidupan sebagai manusia di kota kecil Sant.Parrow. Ia belajar menyembunyikan identitasnya sebagai pengembara waktu, menjalani hari-hari dengan mempelajari teknologi sederhana dan keindahan kehidupan manusia.

Suatu hari, ia bertemu dengan seorang pria muda yang tengah memperbaiki antena tua di atas rumah kecilnya. Pria itu adalah Dentlich, seorang ahli komunikasi yang dikenal sebagai penyelamat kota dalam situasi darurat. Kierra, yang penasaran dengan peralatan manusia, menawarkan bantuan.
“Tidak sering aku melihat seseorang tertarik pada pekerjaan ini,” kata Dentlich sambil tersenyum saat Kierra memanjat atap untuk melihat lebih dekat.
“Aku selalu tertarik pada hal-hal baru,” jawab Kierra. “Apa yang kau perbaiki?”
Dentlich mengangkat antena itu. “Ini adalah pemancar sinyal. Kota ini sering kehilangan komunikasi saat badai datang. Aku sedang mencoba membuatnya lebih tahan lama.”
Kierra mengamati pekerjaannya dengan seksama. “Boleh aku mencoba?” tanyanya. Dentlich terkejut, tetapi ia menyerahkan peralatan itu kepadanya.
Dalam waktu singkat, Kierra berhasil memperbaiki pemancar itu dengan cara yang tidak biasa. Dentlich memperhatikan dengan kagum. “Kau pasti lebih dari sekadar orang biasa. Dari mana kau belajar ini?”
Kierra tersenyum samar. “Aku hanya banyak belajar dari pengalaman.”
Hari itu menjadi awal dari banyak pertemuan antara mereka. Dentlich yang ramah dan penuh perhatian membuat Kierra merasa nyaman untuk pertama kalinya di antara manusia. Perlahan, ia mulai menceritakan sebagian kecil tentang dirinya, meski tidak pernah mengungkapkan asal-usulnya sebagai pengembara waktu.

Cinta tumbuh di antara mereka, meskipun Kierra tahu bahwa hubungannya dengan Dentlich akan membawa risiko besar. Namun, ia memilih untuk menjalani kehidupan itu, bahkan hingga akhirnya mereka memiliki seorang anak, Auro. Kierra berharap, dengan menciptakan keluarga kecil ini, ia dapat menemukan alasan yang lebih kuat untuk melindungi bumi dari ancaman Chronofagos.
Di tempat lain, jauh di luar dimensi manusia, Chronofagos memandang cermin waktu yang memantulkan gambaran bumi. Suara berbisik dari para Flyakas yang setia kepadanya memenuhi ruangan tanpa batas itu.
“Manusia adalah ancaman, Penguasa. Mereka bisa belajar memanfaatkan waktu seperti kita. Harus kita hentikan sekarang.”
Chronofagos tersenyum kelam. “Aku akan menghentikan mereka, tetapi bukan hanya itu. Aku akan menguasai alur waktu mereka, memaksa mereka tunduk padaku. Mereka akan menjadi pion dalam catur kekekalan ini.”
Ketika Chronofagos akhirnya turun ke bumi, hari itu adalah hari yang tenang di kota kecil Sant.Parrow. Kierra, yang telah hidup di sana selama bertahun-tahun, merasakan kehadirannya bahkan sebelum langit berubah menjadi gelap. Ia memegang erat arloji di tangannya, kunci yang ia yakini mampu menghentikan Chronofagos.
Natan muncul di sisi Kierra dengan napas terengah-engah. “Dia datang,” kata Natan. “Kierra, kita harus pergi dari sini. Chronofagos terlalu kuat.”
“Tidak,” jawab Kierra tegas. “Aku tidak akan meninggalkan mereka. Aku sudah memiliki rencana.”

Natan memandang Kierra dengan mata penuh kekhawatiran, tetapi ia tahu sahabatnya tidak akan mengubah keputusannya.
Chronofagos muncul sebagai bola hitam yang memancarkan aura kelam. Ia bergerak lambat, tetapi setiap langkahnya menyebabkan retakan pada alur waktu. Ketika ia mencapai rumah Kierra, sebuah ledakan cahaya muncul dari arloji di tangan Kierra.
“Kau pikir itu bisa menghentikanku?” tanya Chronofagos dengan suara menggema.
Kierra mengangkat arloji itu. “Ini bukan sekadar alat, Chronofagos. Ini adalah pengorbanan. Aku akan mengurungmu di ruang hampa tempat kau tidak bisa menyentuh apa pun.”
Natan berteriak, mencoba menghentikan Kierra, tetapi sudah terlambat. Dengan segenap kekuatannya, Kierra mengaktifkan arloji itu. Ledakan cahaya mengelilingi Chronofagos, mengurungnya dalam ruang hampa yang disebut Adeiazo. Tapi Kierra ikut terseret, meninggalkan Natan dan anaknya yang baru lahir, Auro, di dunia ini.
Setelah kejadian itu, Natan berjanji untuk melindungi Auro, anak Kierra, dengan segala cara. Ia tahu, kekuatan waktu dalam diri Auro akan menjadi kunci untuk melanjutkan perjuangan Kierra suatu hari nanti.
“Kierra,” bisik Natan saat ia mengamati Auro yang sedang tidur. “Pengorbananmu tidak akan sia-sia. Aku akan memastikan anakmu tumbuh menjadi penerus yang kau harapkan.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here