Home CERPEN Rasa yang Luruh Bersama Waktu

Rasa yang Luruh Bersama Waktu

19
0

Nama: Aura Reski Ramadani
Jurusan: Informatika
Semester: I

Aurora menatap ponselnya sambil menghela nafas. Foto itu masih terpampang jelas di sosial media Sion, seorang gadis yang sedang tersenyum di sampingnya. Mereka terlihat bahagia, bahkan mesra, dan Sion menulis caption singkat yang terasa menusuk. “Orang paling aku sayang setelah ibuku.”

Dulu, Aurora dan Sion adalah pasangan yang serasi. Mereka bertemu di bangku SMP, tahun pertama Aurora masuk sekolah. Ketika Aurora menjadi siswi baru dan Sion adalah salah satu kakak kelas yang populer kala itu. Sion populer karena dia adalah salah satu siswa yang berbakat dalam bidang olahraga terutama di sepak bola. Mereka saling jatuh cinta dalam waktu yang lumayan lama, sepanjang waktu, keduanya tak terpisahkan. Semua teman-teman mereka tahu betapa kuatnya hubungan itu, seperti sepasang kekasih yang tidak akan terpisahkan.

Namun, semuanya berubah. tiga bulan berlalu setelah Sion lulus. Hari terasa berbeda, ada yang hilang, ada yang berubah, dan Aurora tahu bahwa hubungan mereka sudah tak lagi sama sejak Sion lulus sekolah. Sejak saat itu jarak dan waktu mulai merenggut kebersamaan mereka. Sion yang dulu hangat dan perhatian kini terasa semakin jauh, sulit dijangkau, dan seringkali tidak ada saat aurora membutuhkannya.

Awalnya, Aurora mencoba mengerti. Sion seringkali beralasan bahwa tugas sekolah dan aktivitas organisasi membuatnya sibuk. Meski ia mulai merasa tak nyaman, Aurora berusaha mempertahankan kepercayaannya pada Sion. Ia mencoba meyakinkan dirinya bahwa ini hanya fase, dan semuanya akan kembali seperti dulu.

Suatu hari, salah satu temannya tanpa sengaja menunjukkan sebuah unggahan di media sosial Sion. Di sana, Sion terlihat akrab dengan seorang gadis bernama Nayla. Setelah melihat itu hati Aurora terasa sesak. Namun ia tak mau mengambil kesimpulan bahwa Sion selingkuh. Aurora berharap bisa secepatnya bertemu dengan sion dan meminta penjelasan tentang hubungan mereka berdua.

Keesokkan harinya, Aurora memutuskan untuk pergi ke sebuah pantai, Aurora ingin menumpahkan segala kesedihannya di sana. Sejak semalam Sion tidak membalas pesannya ketika ia menanyakan hubungan Sion dengan gadis bernama Nayla itu. Tanpa sengaja dari kejauhan Aurora melihat Sion berada di pantai yang sama, Sion sedang bersama temannya.

Tanpa berpikir panjang Aurora menghampiri Sion. Aurora menatap Sion dengan perasaan yang campur aduk. “Sion, aku mau tanya sesuatu,” ucap aurora dengan suara yang nyaris berbisik. “apa benar, kamu pacaran sama nayla?”

Sion menunduk,menghindari tatapan Aurora. Ia tak sanggup berbohong. “iya, raa. Aku nggak bisa lagi buat nutupin ini semua dari kamu. Aku dan Nayla udah pacaran selama tiga bulan… dan aku tidak ingin menyakitimu lebih lama lagi”.

Air mata Aurora mulai mengalir, meski ia berusaha tegar. Ia tahu, kata-kata ini adalah akhir yang tak pernah ingin ia dengar. Aurora tidak menyangka Sion tega membohonginya selama tiga bulan lamanya. “kita dulu pernah berjanji buat saling menjaga. Tapi kenapa janji itu kamu lupain?”

Sion menggenggam tangan Aurora dengan pelan, namun Aurora segera menarik tangannya. “Maaf, raa. Aku gak pernah bermaksud nyakitin kamu. Mungkin… mungkin kita memang sudah berakhir sejak kita beda sekolah. Aku terlalu pengecut buat ngakuinnya”, katanya dengan suara rendah.

Aurora menganngguk pelan. Ia merasa sakit, namun di dalam hatinya ia tahu bahwa ini adalah kenyataan yang harus ia terima. Dengan langkah pelan tanpa mengatakan apapun lagi Aurora meninggalkan pantai itu, membawa patah hati yang mungkin tak akan sembuh dalam waktu dekat.

Waktu berlalu. Aurora berusaha melanjutkan hidupnya. Meski kenangan tentang Sion masih sering muncul, ia tahu bahwa itu hanyalah bagian dari masa lalu. Ia tak lagi menyimpan dendam, tak lagi merasakan sakit yang sama. Baginya, kisah cinta itu telah lama usai, menjadi pelajaran dan kenangan yang mengajarkan arti melepaskan.

Previous articleMimpi yang Tumbuh dari Luka
Next articlePelita di Tengah Gelap

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here