Oleh: Muh. Haikal Rizieq
Pengurus LPM Qalamun
Ia berjalan di antara mereka,
dengan punggung lurus dan kepala tegak.
Mereka bilang ia kuat,
tak butuh istirahat, tak butuh air mata.
Tak ada yang melihat tangannya yang gemetar,
tak ada yang tahu betapa lelahnya ia berpura-pura.
Ia belajar tersenyum,
agar dunia tak bertanya apa yang salah.
Setiap beban ia pikul sendiri,
tak ada bahu untuk bersandar.
Ia mendengar orang-orang berkata,
“Kau hebat, kau pasti bisa!”
Tapi tak ada yang bertanya,
“Kau baik-baik saja?”
Malam-malam ia terjaga,
menatap langit yang tak memberinya jawaban.
Di dadanya ada luka yang tak bisa diucapkan,
tertimbun dalam diam,
tertahan dalam sunyi.
Esok pagi ia akan bangun lagi,
memakai topeng yang sama,
melangkah seakan tak ada yang salah.
Karena di dunia ini,
lelaki hanya boleh terlihat kuat,
tak peduli seberapa dalam ia hancur di dalam.