SIGI, LPMQALAMUN.com – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu Posko Jono Oge, Kabupaten Sigi mengadakan Seminar Moderasi Beragama bagi masyarakat setempat, Senin (27/11/2023).
Sejak bulan Oktober kemarin, mahasiswa UIN Datokarama Palu telah mengadakan KKN Kolaborasi Moderasi Beragama angkatan XI, gelombang 1 tahun 2023. Sejak saat itu pula para mahasiswa tersebut terjun langsung dan melaksanakan program kerjanya untuk mengabdi langsung di masyarakat.
Hal itulah yang dilakukan oleh mahasiswa KKN Posko Desa Jono Oge, Kabupaten Sigi yang mana baru-baru ini mereka mengadakan Seminar Moderasi Beragama sebagai bagian dari program kerjanya.
Kegiatan ini sendiri dilaksanakan di Kantor Desa Jono Oge dan dihadiri oleh para pemuka desa serta warga setempat, khususnya para pemuda. Kegiatan tersebut dibuka pada pukul 08.00 WITA dan diisi oleh beberapa pemateri yakni Drs. H Ismail Pangeran M.Pd.I serta Pdt. Lurtik Rura S.Th dengan mengusung tema “Peran Pemuda dalam Menghadapi Moderasi Beragama di Era Digital”.
Muammar Mu’tashim Maujud selaku Koordinator Desa (Kordes) KKN UIN Datokarama Palu di Desa Jono Oge menjelaskan menjelaskan alasan mereka mengangkat tema tersebut.
“Kami melihat di Desa Jono Oge ini pas lokasinya tentang moderasi beragama, yaitu ada banyak kalangan yang ada di Jono Oge ini, mulai dari suku, agamanya, dan banyak lagi, bisa dikatakan Jono Oge ini bhinneka tunggal ika atau Indonesia kecil, Jadi itu inisiatif Kami untuk mengadakan seminar moderasi beragama dengan tema tersebut,”
“Jangan sampai apa yang dibangun orang tua di sini (moderasi beragama), dilupakan oleh pemuda-pemuda generasi selanjutnya, yang mana sudah termakan oleh zaman karena rajinnya di hp,” imbuhnya.
Olehnya, Ia berharap agar para pemuda di desa Jono Oge tersebut tidak tegerus zaman sehingga melupakan hal-hal yang berkaitan dengan moderasi beragama .
“Harapannya pemuda tidak lupa tentang budaya, tentang agama, tentang dimana kita tinggal, tentang identitas kita. Bagaimana Pancasila itu terbentuk bukan karena hanya satu agama, bukan karena satu budaya, tapi banyak ras di dalamnya. Harapannya pemuda tidak lupa soal itu, jangan sampai termakan zaman, seharusnya kita yang kendalikan zaman, bukan kita yang dikendalikan zaman,” pungkasnya.
Wartawan : Madika, Zephyr, Ayravatta