SIGI, LPMQALAMUN.com – Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), UIN Datokarama Palu menyelenggarakan Kajian Keislaman, pada Selasa (16/07/2024) di Aula FTIK Kampus II UIN Datokarama Palu, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Kegiatan yang mengusung tema “Agama dan Pelecehan Seksual” ini berkolaborasi dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat UIN Datokarama Palu dan menghadirkan dua pemateri, yaitu Ketua Kohati HMI Komisariat UIN Datokarama Palu, Andriani, S.Pd dan Sekretaris Umum HMI Komisariat UIN Datokarama Palu Periode 2022, Moh. Ansar Sini, S.Ag serta turut dihadiri oleh para ketua lembaga khususnya OKM FTIK, Kader HMI dan mahasiswa UIN Datokarama Palu.
Pemateri pertama, Andriani menjelaskan bahwa pelecehan banyak terjadi di tempat terbuka.
“Khususnya di area kampus, sehingganya berdampak besar kepada mahasiswa, jangan sampai kita menjadi pelaku pelecehan. Bentuk pelecehan beragam, bisa dalam bentuk fisik maupun verbal,” jelasnya.
“Jangan menganggap remeh perkataan yang bernuansa seksual, karena hal itu termasuk dalam bentuk pelecehan,” tambahnya.
Adapun pemateri kedua, Ansar Sina menuturkan bahwa, korban pelecehan seksual tidak hanya terjadi antara laki-laki dan perempuan, melainkan sesama jenis bisa mengakibatkan pelecehan seksual.
“Contohnya perempuan, ini terjadi pada anak pesantren di zaman dulu, bila mens harus diperiksa oleh guru meskipun gurunya perempuan, nah ini termasuk dalam pelecehan seksual,” tuturnya.
“Agama apapun di muka bumi ini tidak ada yang membenarkan pelecehan seksual, Hindu memiliki undang-undang khusus untuk memvonis pelaku pelecehan seksual dengan hukuman secara fisik Budha juga demikian, mereka memiliki konsep biksu dan biksuni sama halnya dengan biarawan dan biarawati. Kalau di Islam namanya konsep tasawuf,” tambahnya.
Ketua Umum, Agil menyebutkan tujuan diselenggarakannya kegiatan ini untuk memberikan pemahaman dan menyadarkan mahasiswa FTIK tentang pelecehan seksual.
Terakhir, ia berharap agar kegiatan ini bisa mengedukasi seluruh komponen mahasiswa, khususnya di FTIK.
“Notabenenya ini kampus religi, dengan adanya kegiatan ini semoga selalu membentengi diri dari syahwat dan lebih bijak dalam membaca situasi,” harapnya.
Wartawan: Fast