Home PUISI Bayangan di Antara Dua Senja

Bayangan di Antara Dua Senja

33
0

Nama: Aulia Ramadhani Harmin
Jurusan: Perbankan Syariah
Semester: I

Aku ini sunyi yang tak teraba,
Terjebak di antara bayang yang mencuat dan surut,
Anak tengah, begitu mereka menamai,
Namun hakikatnya, aku hanyalah jeda yang dilupakan.

Kata mereka, aku mesti tangguh bagai karang,
Namun di tiap hempasan, aku luruh tanpa suara.
Lidahku melontar kebenaran,
Tapi mereka hanya mendengar gema, bukan bisikan.

Ketika yang sulung dipuji langit,
Aku dijerat tuntutan yang tak kunjung selesai.
Ketika yang bungsu disayangi bumi,
Aku tersisih, memungut remah kasih yang berserak.

Jika aku mengikuti apa yang mereka mau,
Kadang usahaku hilang, seperti angin di balik dinding.
Namun sekali aku tersandung,
Mereka tak segan menghakimi tanpa henti,
Melupakan semua yang telah kuberikan,
Seolah aku tak pernah menjadi bagian dari cerita mereka.

Kadang, aku hanya ingin sebuah pujian,
Hanya sebaris kata yang mengakui keberadaanku.
Namun, keinginanku itu tenggelam,
Seperti bisikan yang hanyut dalam keramaian.

Aku harus menjadi cermin yang sempurna,
Namun pantulanku tak pernah mereka tatap.
Harus rela menjadi angin yang tak terlihat,
Padahal sesekali aku hanya ingin menjadi hujan.

Malam mengerti luka yang kukandung,
Namun ia terlalu pekat untuk memberikan jawaban.
Aku berbicara pada rembulan,
Namun cahayanya hanya menyentuh permukaan.

Adakah yang tahu rasanya menjadi aku?
Membelah dada, namun tak seorang pun peduli.
Aku ingin bertanya pada semesta,
Namun barangkali jawabannya pun akan sama yaitu, sunyi.

Jika tak ada, biarlah aku menjadi gelap,
Yang merengkuh luka ini dengan diam.
Karena di tengah dunia yang hiruk-pikuk,
Aku hanya debu, tak pernah menjadi nyala.

Previous articleKenangan yang Tak Berbisik
Next articleTentang Dia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here