Oleh: Usfadia
Wartawan LPM Qalamun
Di kota kecil nan sunyi, di mana embun pagi menari di atas dedaunan. Hiduplah Laras, gadis tunarungu yang hatinya bagai sebuah taman rahasia, penuh melodi bisu kasih sayang. Ia memancarkan cahaya kehangatan, ingin berbagi keindahan dunia senyapnya kepada semua orang. Namun, dalam kedamaian itu tersimpan keraguan; bisakah ia dicintai, dengan dunianya yang berbeda?
Kemudian, Bram datang bagai mentari yang menerobos awan kelabu. Kehangatannya mencairkan es di hati Laras, meskipun awalnya ia ragu. Bram, dengan kesabaran malaikat, belajar bahasa isyarat, mendengarkan setiap cerita Laras yang terukir di telapak tangannya yang lembut. Perlahan, benih-benih cinta tumbuh, subur dan harum, mekar di taman hati Laras yang selama ini sunyi. Ia melihat ketulusan dalam mata Bram, sebuah cermin yang memantulkan keindahan jiwanya.
Namun, takdir bagai seniman yang kejam, melukiskan akhir yang tragis. Saat Laras siap mengungkapkan isi hatinya, sebuah kecelakaan merenggut ingatan Bram. Ia terbaring lemah, dunia yang dulu dikenalnya kini menjadi misteri. Laras, dengan hati yang remuk, berlari menuju rumah sakit, harapan dan keputusasaan bercampur menjadi satu. Bram yang dulu memahami bahasa isyaratnya, kini hanya menatapnya dengan tatapan kosong.
Laras mencoba dengan segala daya upaya, untuk membangun kembali jembatan cinta yang telah runtuh. Ia menari di depan Bram dengan bahasa isyarat yang indah, menceritakan kisah mereka, namun hanya bayangan kesunyian yang menjawabnya. Senyumnya yang dulu mampu menerangi dunia, kini hanya memantulkan kepedihan yang dalam. Hati Laras bagai taman yang dilanda badai, bunga-bunga cinta yang mekar kini layu dan berguguran.
Meskipun Laras terus berusaha, Bram tak pernah mengingat. Ia hidup dalam dunia tanpa Laras, tanpa cinta yang pernah mereka bagi. Laras pun menerima kenyataan pahit ini, dengan tangis yang tak mampu lagi terbendung. Ia tetap mencintai Bram, namun cintanya kini terkubur dalam kesunyian abadi. Taman hatinya tetap indah, namun hanya ia sendiri yang mampu menikmati keindahannya. Kisah cinta mereka bagai sebuah melodi yang tak pernah selesai dimainkan karena sebuah harmoni yang hilang, menjadi sebuah syair sedih yang akan selalu terukir dalam lembaran-lembaran takdir. Laras, dengan hati yang hancur, tetap berdiri tegar, di bawah langit yang senyap, menyimpan cinta abadi yang tak akan pernah terbalas.