PALU, LPMQALAMUN.com – Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik angkatan I gelombang II di UIN Datokarama Palu pada tahun 2024 menuai kritik dari para mahasiswa peserta.
Sebagaimana dikatakan oleh ‘IR’ seorang mahasiswa Program Studi (Prodi) Manajemen Pendidikan Islam (MPI) yang merupakan salah satu peserta KKN Tematik bahwa, pihak kampus belum memberikan surat izin kepada pemerintah setempat yang menyebabkan peserta KKN tidak diizinkan masuk ke desa atau kelurahan.
“Pihak kampus tidak memberikan kejelasan saat kami ditempatkan di kelurahan masing-masing, ketika kami bertemu langsung dengan pihak kelurahan untuk melaksanakan KKN, surat pemberitahuan bagi mahasiswa KKN tidak ada. Kelurahan pun terkejut dengan kedatangan kami,” katanya saat diwawancarai oleh Kru LPM Qalamun, pada Selasa (15/10/2024).
Selanjutnya, ‘DP’ seorang peserta KKN Tematik menuturkan bahwa, administrasi dari pihak kampus masih rancu, karena sampai malam ini setelah pelepasan peserta KKN, surat izin masuk belum diberikan kepada pemerintah setempat.
“Saya pribadi selaku koordinator kecamatan merasa malu, karena administrasi surat kampus masih rancu dan lambat diantar,” tuturnya.
Adapun, posko yang berlokasi di Besusu Timur ditempatkan di aula yang masih digunakan oleh masyarakat setempat.
“Penggunaannya dibatasi hanya sampai pukul 20.00, dan hanya mahasiswa laki-laki yang dapat menggunakan fasilitas tersebut secara penuh sedangkan bagi perempuan aksesnya terbatas, kami harus segera pindah. Hal ini menjadi keresahan kami saat ini, karena hingga kini kami belum memiliki posko yang pasti,” jelasnya.
Selanjutnya, ‘RF’ seorang peserta KKN, menyampaikan bahwa, ada satu kelompok yang tidak diberikan kejelasan mengenai lokasi KKN.
“Salah satu kelompok KKN ditempatkan di sebuah desa terpencil yang akses transportasinya sangat sulit terutama pada malam hari, kelompok tersebut terdiri dari satu laki-laki dan enam perempuan, dan desa tempat pelaksanaan tempat KKN mayoritas beragama Kristen. Saat ini, mereka telah melanjutkan perjalanan ke desa seberang, namun yang menjadi perhatian adalah tidak ada pendamping dari panitia LP2M yang mengawal mereka menuju ke desa tujuan,” ujarnya.
Terakhir, IR berharap agar panitia tidak terburu-buru dalam mempersiapkan kegiatan KKN Tematik ini.
“Saya berharap semuanya dipersiapkan dengan baik, karena bukan hanya mahasiswa yang akan terkena dampaknya, tetapi nama baik kampus bisa tercoreng. Kami khawatir orang tua mahasiswa akan mengajukan komplain jika situasi ini tidak ditangani dengan serius,” harapnya.
Wartawan Magang: Adeiazo, Neo