Home PUISI Menunggu?

Menunggu?

31
0

Nama: Moh. Afra’im
Jurusan: Komunikasi dan Penyiaran Islam
Semester: I

Tak terasa takdir terus berjalan sesuai jalannya,
Yang harus menunggu keajaiban dari Tuhan yang berasal dari kata kemustahilan,

Banyak yang mengatakan tak kenal maka tak sayang,
Akan tetapi walaupun kenal hanya sebatas bayang,
Diselimuti rasa cinta tak ada artinya yang tersimpang,

Apa artinya hidup jika tidak bahagia, yang bersembunyi dari kata bersyukur

Sekian lama ku menunggu takdir ini yang ku syukuri,
Yang di mana banyak orang yang meng iri rasaku sendiri, mendalami peran tanpa arti

Penulis skenario terbaik semesta pun hadir dalam catatanya untuk melindungi rasa penasaran kita terhadapnya..

Apa yang harus kulakukan saat termenung,…
Aku berbisik kepada tanah, yang begitu keras untuk sekiranya didengarkan oleh penulis skenario semesta

Kubakar kayu kecil untuk menghangatkan suasana dingin yang mencekram dinginya dunia
Menunggu alam mempesonakan pelangi rindu kasihnya bertepatan lewat didepanku

Rasa ini tak bisa dipungkiri, untuk dikaitkan dengan cinta bertepuk sebelah tangan, dan diikuti oleh badut yang menpuk kedua tangan …

Kiranya takdir ini terus berjalan sesuai garisnya,
Tanpa membelokan diri dari arah mata angin sengkerta.

Previous articleJembatan Kepercayaan
Next articleLima Tahun yang Mengubah Hidupku

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here