Nama: Nabila
Jurusan: Ekonomi Syariah
Semester: I
Sore hari di belakang kampus, aku berdiri menghadap lautan merasakan hembusan angin pantai yang menerpa tubuhku, deru ombak yang saling bergulung. Laut yang selalu menjadi tempat favoritku, tempat di mana aku bisa meluapkan semua beban pikiranku.
Tanpa ku sadari aku telah berdiri sedari tadi hanya menatap ke laut saja, rintik hujan menyadariku dari lamunanku. Buru-buru aku berlari ke gedung kampus untuk berteduh dari derasnya hujan.
“Na!” Teriak Seseorang memanggil namaku dari arah belakang, aku menoleh mencari tau siapa yang telah memanggilku, ternyata dia Clara teman sekelasku ia berlari ingin menghampiri ku.
“Na, apa yang kamu lakukan di sini?, terus ini kenapa baju kamu basah?” Tanya Clara padaku
“Tadi dari belakang kampus, terus tiba-tiba hujan jadi aku kesini untuk berteduh dari hujan, dan aku juga tadi lupa bawa almet makanya aku basah Cla” Jawabku pada Clara
“Yaampun, Na ada-ada aja deh, btw ngapain ke belakang kampus mana sendiri pula?” Tanya Clara
“Yh gpp, pengen aja liat laut lepas itu buat pikiran fresh tau gk, hhhh” jawabku pada Clara
“Lo punya masalah? karena satau gw lo kalau ada masalah mesti ke belakang kampus mandang laut” Tanya Clara padaku
“Gak ada, perasaan lo aja kali Cla” Jawab ku pada Clara
“Sorry Cla aku terpaksa bohong, tentang yang sebenarnya, takutnya lo ketawain gw yang suka sama Haikal” ucap ku dalam hati
“Hoii lo ngapain bengong Na, gak takut kesambet lo” ucap Clara mengagetkan ku
“Ha?, gak lah” jawabku pada Clara
Lama ngobrol dengan Clara, ternyata hujan telah redah.
“Cla gw balik duluan yh, hujan dah redah ni, takut hujan lagi nanti, lagi pun ini dah hampir Maghrib Cla” Ucap ku pada Clara
“Eh iya, Na gw juga mau balik” Jawab Clara padaku
“Gw duluan yh Cla, Babay” ucap ku pada Clara dan pergi ke arah parkiran.
Sesampainya di parkiran aku membuka sadel motorku mengambil almet untuk aku gunakan menutupi bajuku yang sempat basah tadi. Selama perjalanan pulang, aku terus memikirkan kenapa bisa aku suka sama Haikal. Setibanya di rumah aku segera membuka pintu dan segera masuk ke dalam kamar, rasanya sungguh lelah seharian di kampus ditambah tugas yang setiap harinya selalu menumpuk seperti gunung. Rasanya aku tidak ingin mandi, aku lelah dan seakan-akan mata ini ingin sekali terpejam. Namun, niat ingin tidur dan beristirahat aku urungkan, aku harus membersihkan badanku terlebih dahulu.
“Ekkk…..haaaa….. ayolah na, lo harus mandi” ucapku pada diriku sendiri
Setelah kurang lebih 20 menitan aku sudah selesai mandi dan memakai pakaian, sudah waktunya aku tidur melepas semua kepenatan di pundak ini.
Keesokan harinya, aku berangkat ke kampus pada jam biasanya, sesampainya di kampus aku langsung menuju kelas yang telah ditujukan sebelumnya. Aku melihat jam di ponsel yang menunjukkan pukul 12.50 yang berarti 10 menit lagi dosen akan masuk ke kelas. Sementara itu kelas berada di lantai empat yang berarti aku harus lari menaiki tangga sebelum dosen masuk.
“Huff..huff..huff..huff..dengan nafas yang ngos-ngosan akhirnya aku tiba juga di lantai empat” untungnya dosen belum tiba aku bergegas masuk ke dalam kelas. Masih ada tiga menit sebelum dosen masuk, tiga menit itu aku gunakan untuk mengecek pakaikanku sempat ada yang kusut ataupun kotor, tak lupa juga aku mengecek make up serta lipstikku untungnya semua aman.
Selama dosen menjelaskan aku sesekali mencuri pandang pada Haikal.
“Haikal fokus amat sama dosen, mana outfit nya maco lagi Haikal terngiang-ngiang mulu dalam pikiran” khayal ku sembari tersenyum-senyum sendiri kek orang gila.
“Na..Na.. oi Na” panggil Clara pelan-pelan, namun karena suara yang pelan aku masih berada dalam khayalanku. Hingga habislah kesabaran Clara dan akhirnya Clara yang berada tak jauh dari tempat dudukku, menimpukku dengan gumpalan kertas.
“Au” aku tersadar dari khayalanku dan otomatis berbalik kebelakang
“Cla lo yang nimpuk gw, pakai kertas ini?” Tanya ku pada Clara sembari memegang gumpalan kertas itu
“Iya gw, lu si dari tadi dipanggil gak ngejawab bjir, lu khayalin siapa ege?” Tanya Clara sembari menyipitkan matanya pertanda curiga dengan apa yang sedang aku pikirin
“Gak ada, itu tadi gw cuman…” Jawabku pada Clara
“Cuman apa hayo?…” Tanya Clara
“Eh syutt… Nanti dimarahin dosen lagi, ntar deh pas istirahat dibahas mending fokus” ucapku sok bijak, yang tak lain untuk mengalihkan pembicaraan barusan daripada ditanya mulu yang tidak ada ujungnya.
Dua jam berlalu dosen telah keluar. Sembari menunggu dosen masuk lagi aku mengajak Clara ke kantin kampus.
“Cla ke kantin sebentar yuk, dosen juga belum masuk ni” Ajakku pada Clara
“Yuk, gw juga haus ni” Jawab Clara
Berhubung kantin kampus tidak terlalu jauh, Aku dan Clara tidak perlu buru-buru. Selesai membeli minum aku dan Clara balik menuju kelas.
“Eh Na, lo suka yah sama Haikal?” Tanya Clara tiba-tiba
“Byurr…..” Aku yang tidak siap dengan pertanyaan yang tiba-tiba Clara lontarkan itu pun membuat aku menyemburkan minuman yang barusan aku teguk, untungnya waktu itu jalanan yang kami berdua lewati lagi sepi dari mahasiswa yang ada di kampus.
“Eh Lo gpp Na” Tanya Clara khawatir
“Eh gpp kok Cla” ucapku sambil mengusap mulutku dengan tisu
“Gara-gara lo ni pake nanya itu segala jadi nyemburkan gue” omel ku pada Clara
“Heheh, yah Sorry Na” ucap Clara
“Hadeh, kalo orang lagi minum jangan ditanya” ucap ku pada Clara
“Iya Na, gak lagi deh suer” Jawab Clara sembari nyengir dan mengacungkan dua jarinya tanda piss
“Iya gpp kok Cla” Jawabku pada Clara
“Eh tapi bener loh Na, gw kepo Lo suka yh sama Haikal?” Tanya Clara yang penasaran
“Gak lah, Lo denger dari mana?” Tanya ku balik
“Ngaku aja loh, gw tau kok lagi pun gak ada yang bilang kalau lo suka sama Haikal” Jawab Clara
“Tau apa Lo Cla?” TanyaKu pada Clara
“Hhhhhh, udah ketembak lah dari tatapan lo pada Haikal itu beda Na,setiap di kelas lo selalu nyuri-nyuri pandangkan sama Haikal ngaku aja deh lo” Jawab Clara terus terang
“Diam gak loh” Jawab ku sembari langsung membekap mulut Clara, pandanganku celingak-celinguk melihat apakah ada orang yang mendengar percakapan kita berdua, untungnya tangga ketiga lagi kosong jadi percakapan kami masih aman.
“Fiuhhh…… untungnya gak ada mahasiswa di sini selain kita berdua, kalau ada bisa mampus gw” ucapku pada Clara
“Na, lepasin tangan lo” Ucap Clara yang mulutnya masih gue bekap tadi.
“Gue lepasin, tapi lo jaga rahasia gue, jangan disebarin pahamkan” ucapku sebelum melepaskan bekapan tanganku pada Clara. Clara hanya menganggukkan kepalanya saja.
“Haaaa….tenang aja Na rahasia lo aman sama gue” Ucap Clara
“Awas aja lo, sampe nyebarin, gak mau lagi gue jadi teman lo” Ancamku pada Clara
“Hhhh, Siap bos, eh btw kenapa lo gak confes aja sama Haikal?” Tanya Clara
“Gak lah, gk berani gue, lagipun Haikal keknya suka sama orang lain Cla” Jawabku pada Clara
“Iya sih kelihatan banget Haikal itu friendly Na” Ucap Clara
“Emang iya Cla?” Tanya ku agak penasaran
“Lah Lo gk tau? Atau gimana Na, satu kelas pada tau kali kalau si Haikal tu friendly” Jawab Clara
“Kok gue gak tau” Ucapku pada Clara
“Lah itu lo, yang goblok makanya mata tu buka jangan suka sama modelan kek Haikal” Omel Clara
“Namanya suka, mana bisa diatur Cla” Jawabku pada Clara
“Eh sudah dulu bahas Haikal, cuman lama di sini takutnya si dosen galak itu dah masuk Na, ayok cepet lari” Ucap Clara sambil lari menarik lenganku menuju kelas
Keesokan harinya, setibanya aku di kampus aku tak sengaja melihat Haikal tengah ngobrol asik bersama seseorang yang aku kenal. Dia Anisa teman satu kelasku, mengapa hati ini terasa perih ketika melihat Haikal tertawa bebas bersama Anisa, apakah mungkin mereka pacaran. Aku tidak ingin menebak-nebak saja, ku beranikan diriku menghampiri mereka dan ingin bertanya langsung apa kejelasannya.
“Hai” sapa ku
“Eh Nana, baru tiba yah?” Tanya Anisa
“Iyah Sa hehehe” Jawabku
“Kalian tadi aku liatin bahagia banget, sambil ketawa gitu emang kenapa?” Tanyaku
“Gak ada sih Na, cuman Haikal tadi bercanda dan itu buat ketawa” jawab Anisa
“Oooo, tapi kalian keliatan deket banget, biasa di kelas jarang ngobrol?” Tanyaku penasaran
“Ehh… Itu Na” jawab Anisa
“Kita berdua pacaran Nana, aku baru nembak dia kemarin” Ucap Haikal spontan
Pernyataan Haikal barusan membuatku terdiam jauh di dalam hati ini seperti ada yang menusuk. Aku tidak ingin berlama-lama di sini aku segera pamit kepada mereka berdua.
“Oh gitu yah, selamat yh, kalau begitu aku duluan” ucapku langsung meninggalkan mereka berdua
Sekarang rasanya harapanku telah pudar, dia sudah memiliki semesta yang lain. Sepulang dari kampus aku tak langsung pulang, hal yang biasa aku lakukan di saat pikiranku penuh ialah pergi ke belakang kampus menghadap lautan, aku duduk di pasir pantai kaki yang ku tekuk dan arah pandanganku yang terus menatap laut.
Angin pantai menerpa tubuhku yang kecil ini, senja mulai menampakkan dirinya tanpa aku sadari bulir-bulir air mata mulai turun membasahi pipiku. Ketika mengingat pertemuan tadi pagi, serasanya memang benar aku harus melupakannya. Dia bukan milikku, dia milik orang lain, dia punya semesta yang lain.
Memang benar manusia akan hidup dengan manusia lain, yang ia sebut cinta, tapi beberapa akan hidup dengan manusia lain juga, yang ia sebut dengan takdir.
Senja hilangkan perasaanku padanya. Senja kau telah mengajarkanku untuk belajar mengikhlaskannya.