Home PUISI Exile

Exile

4
0

Oleh: Andika Heru Prasetyo
Wartawan LPM Qalamun

Aku berjalan di tanah asing,
di mana kata-kata tak lagi melekat pada wajah-wajah.
Angin membawa aroma yang bukan milikku,
dan hujan berbicara dengan bahasa yang tak kukenal.

Rindu menjelma bayangan,
mengikuti setiap langkahku,
menjadi teman yang setia,
meski pahitnya tak tertahankan.

Di malam yang sunyi, kutulis namamu
pada langit yang jauh,
dengan pena dari sepotong hati,
dan doa yang tak pernah sampai.

Exile bukan sekadar jarak—
ia adalah kehilangan yang diam,
yang hanya bisa kurasakan sendiri:
di antara dunia yang tak memintaku,
dan kenangan yang tak mau pergi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here