Home CERPEN Rumah

Rumah

21
0

Nama: Srivahyualda Ladjamu
Jurusan: Pengembangan Masyarakat Islam
Semester: I

Di dalam sebuah rumah sederhana yang dimana didalamnya ada seorang gadis di besarkan dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang, tempat untuk pulang ketika ia merasa sedih dan merasa dunia terlalu jahat kepada dirinya.
Di dalam kamar seorang gadis sedang menyiapkan barang-barangnya untuk pergi merantau di kota, dia adalah Lea si gadis yang sekarang telah berubah status menjadi seorang mahasiswi di perguruan tinggi islam, Lea mempunyai keluarga yang lengkap, orang tua yang masih sehat Alhamdulillah dan mempunyai adik yang sekarang telah duduk di bangku sekolah menengah atas, kami hanya terpaut 4 tahun.

Lea :”mama ini bajunya taruh di koper yang mana yahh?” Mama yang saat itu tengah memasak pun menjawab “di koper yang hitam nak”setelah mendapatkan jawaban dari mamanya lea pun menaruh bajunya kedalam koper hitam yang tadi disebutkan oleh mama, tiba-tiba aza adik lea datang membawa nampan berisi cemilan , aza: “kak mau cemilan tidak?” Lea menjawab dengan semangat “mau lah” akhirnya cemilan itu mereka makan berdua sambil bercanda gurau.

Malam pun tiba keluarga kecil itu sedang berkumpul dan berbincang mempersiapkan apa saja yang di butuhkan lea untuk merantau besok, nasehat dan larangan yang tak henti-hentinya kedua orang tua lea katakan dari  hal-hal kecil sampai yang besar.

Keesokkan paginya suasana tampak tidak seperti biasanya aza yang sudah pergi ke sekolah tanpa meninggalkan sepatah katapun kepada lea kakanya dan di rumah itu  tinggal kedua orang tua lea saja yang menunggu lea yang sudah siap untuk pergi merantau sendirian di kota.
Sampai pada saat dimana mobil yang di tumpangi lea telah datang ayah lea memasukkan barang-barang lea kedalam mobil, setelah semua barang-barang sudah di masukkan semua lea mulai berpamitan kepada kedua orang tuanya, kami sudah tidak bisa menahan air mata.
Ayah lea berkata:” lea kalau sudah sampai kabari kami ya , ingat jaga kesehatan, jangan lupa sholat”. Mama lea menyambung perkataan ayah lea:”kami selalu mendo’akanmu dimanapun kamu berada”, dengan penuh haru lea memeluk ke dua orang tuanya.

setelah itu lea masuk ke dalam mobil untuk segera pergi dari rumah tempat dimana ia tumbuh dengan penuh kasih sayang, tempat yang bukan hanya untuk berteduh tetapi tempat untuk mengeluarkan semua keluh kesah.

Previous articlePapa, Cinta Pertamaku yang Telah Tiada
Next articleJawaban dari Keraguan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here